Rasanya ada yang kurang, biasanya dulu ba’da maghrib, ba’da isya,
atau tengah malam slalu dapat bercanda ria dengan pena dan kertas.
Hanya 2 alat tulis itu yang kubutuhkan saat itu. menulis
lembaran-lembaran kisah yang kualami. Hmm… aku merasa rindu dengan semua
itu. Kapan lagi aku bisa meluangkan waktuku sejenak untuk bercerita
kepada teman setia ku itu?
Rasanya sekarang waktu pun harus kubeli. Hari pun ingin rasanya agar
bertambah lagi. Hehe. Tapi itu tak mungkin. Walaupun hari dalam seminggu
bertambah 1 menjadi 8, maka “kemungkinan besar” hari ke delapan itu pun
akan menjadi hari tersibuk juga (haha, sok sibuk).
Sering aku bertanya, kapankah diriku dan teman-temanku dapat beristirahat sejenak saja? kapan?
Rasanya raga ini lelah sangat. Bahkan ruhiyah ini terasa kosong.
Hari-hari di wisma, kapan-berapa jam aku berada di wisma pun mungkin
bisa dihitung. Tak seperti dulu saat masih di bangku SMP atau SMA,
walaupun “mampir” di kos tidak seberapa, tapi jika dibandingkan waktu
yang ada saat kuliah ini sungguh sangat berbeda.
Dan tahukah kawan apa yang menyebabkan banyak aktivis dakwah yang sering “mengeluh” mengenai “waktu kosong yang dipunyainya”?
Ada beberapa sebab yang menyebabkan para aktivis itu merasa lelah dan sering mengeluh. Kalau boleh aku bilang, mereka (dan aku juga pastinya)
sebenarnya bukannya “kekurangan waktu”, tapi “salah me-manage waktu”.
Dan hal yang seperti itu sering melanda banyak orang di sekitar kita.
Yap! Disini yang akan dibahas adalah salah satu sebab aktivis merasa
lelah, yakni tentang MANAJEMEN WAKTU. Poin-poin yang lain masih banyak,
tapi inilah poin yang sekarang banyak membuat para aktivis merasa futur,
lelah, tidak bersemangat, sering mengeluh, dan kalian pasti tahu bahasa
gaulnya apa, GALAU! ya, sekarang banyak aktivis dakwah yang terjangkit
penyakit 5 huruf itu, yang seharusnya mereka dapat menghindarinya karena
sebenernya kita para aktivis itu punya Allah tempat bersandar, tempat
bercerita segala sesuatu, dan tempat mencari jawaban dan meminta
pertolongan (lihat Q.S. Al-Fatihah: 5)…. eittss.. nih malah ngluyur kemana-mana ngomongnya…
Ok, kembali ke topik. MANAJEMEN WAKTU. Seharusnya semua aktivis itu
punya JADWAL KESEHARIAN, dari waktu pagi sampai malam tiba dan akhirnya
balik ke pagi lagi. itu poin pertama. Sebenarnya jika mereka dapat
menaati waktu-waktu yang mereka buat dan tulis, maka semuanya akan
berjalan dengan lancar. Sekali lagi aku berbicara bahwa “ajaklah DISIPLIN itu bersamamu, maka kamu pasti akan mudah memaknai kehidupan agar lebih berwarna dan bermakna”.
Jika sifat disiplin itu telah melekat dalam diri seseorang, terutama
seorang aktivis dakwah, pastinya tak ada yang sia-sia. Semuanya berjalan
sesuai dengan rencana, sesuai dengan jadwalnya masing-masing, bahkan
yang terpenting kita tidak mendzolimi diri sendiri, orang lain, bahkan
waktu yang kita punya. poin kedua.
Semuanya akan berjalan teratur bersama-sama untuk tujuan kebaikan (pastinya kader dakwah tujuannya untuk kebaikan kan?).
Dengan manajemen waktu yang baik dan efisien, maka tidak ada waktu yang
terbuang sia-sia, itu tandanya kita bersyukur kepada Allah SWT atas
waktu yang diberikan. itu poin ketiga.
Biasanya, kalau aku bisa mengambil pelajaran dari waktu-waktu aku
kuliah saat ini, banyak sekali contohnya. Misal jika ada jadwal kuliah,
sudah terpampang di jadwal bahwa kuliah mulai jam 09.55, seharusnya kan
ya sebelum jam itu para mahasiswa sudah datang di kampus. Tapi karena
banyak dosen yang juga (mohon maap) telat di waktu mengajarnya, maka
mahasiswa pun jadi ikut-ikutan telat, dan itu sering berimbas ke
jadwal-jadwal kuliah yang lain. Padahal karakter setiap orang
berbeda-beda. Ada yang suka IN TIME, ada yang suka ON TIME, dan ada yang
sering juga datang OUT TIME alias telat. Dan dalam hal ini aku belajar
dari seorang dosen yang sangat menghargai waktu, sampai waktu 1 detik
pun dihitung di jam tangannya, jika ada mahasiswa telat 1 detik saja,
maka pintu kelas pun tertutup.
Contoh yang lain juga tentang waktu, pasti semua aktivis dakwah
memiliki organisasi, biasanya kan ada rapat, nah pertamanya ada yang
sering datang in time. Tapi karena melihat teman-temannya yang telat
tidak diberi punishment maka dia pun ikut-ikutan. Ada juga yang
berpikir bahwa “paling ntar pada telat, ntar aja deh berangkatnya” hmm…
dan ini nih yang biasanya menyerang para aktivis. Saking sibuknya
dengan tugas kuliah dan organisasi, maka susah pula mereka dalam
mengatur waktu.
Padahal jika dapat kalian bermuhasabah, wahai
teman-teman aktivis, waktu yang diberikan Allah itu cukup untuk kalian,
tinggal bagaimana kalian memandang suatu PRIORITAS! Jika ada yang lebih
penting keberadaan kita disana, maka pergilah kesana (itu jika ada 2
atau lebih acara yang bertabrakan), tapi jika hanya ada 1 agenda yang
harus diselesaikan, maka datanglah kesana dan JANGAN DITUNDA-TUNDA.
Sebenarnya simple, jika kita dapat menghargai waktu, maka waktu pun
akan menghargai aktivitas kita. Hanya saja banyak sekali sekarang ini
para aktivis yang tidak mengerti akan hal itu. Mereka terlalu sibuk
melihat orang lain yang memiliki waktu banyak dan IRI akan hal tersebut.
Tapi mereka lupa tak melihat kepada sosok-sosok pemimpin yang HANYA
memiliki waktu SANGAT SEBENTAR dalam istirahatnya. Dan harusnya kita
malu kepada mereka yang rela mengorbankan waktunya berjalan bersama
dakwah.
Sekali lagi sahabat-sahabatku, poin penting agar kita dapat
mensyukuri kehidupan adalah dengan MENGHARGAI WAKTU, lalu MANAJEMEN
WAKTU yang kita punya untuk hal-hal yang BERMANFAAT.
Jangan mudah MENGELUH apalagi GALAU, karena banyak pendahulu kita yang tak pernah mengeluh dalam setiap aktivitasnya.
Teladani Rasulullah, para sahabat, para tabi’in, tabiut tabi’in, dan para pejuang islam.
Suatu ketika Abdullah bin Mas’ud bertanya pada Rasulullah SAW: ”
Wahai Rasulullah pekerjaan apakah yang paling Allah cintai?”, Beliau
menjawab: “Shalat pada waktunya“. Ia bertanya: “Lalu
apalagi Ya Rasul?”, Beliau menjawab: “Taat pada orang tua”. Ia bertanya:
“Lalu apalagi Ya Rasul?”, Beliau menjawab: “Jihad di jalan Allah.”
Hadis di atas diriwayatkan lebih dari satu imam, sebut saja Bukhari,
Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Ahmad, Dârul Quthni dan yang lainnya.
SHALAT PADA WAKTUNYA, tepat waktu, sangat ditekankan Rasulullah
disini. Ada lagi 4 tips manajemen waktu yang terinspirasi oleh hadits
Rasulullah saw seperti yang diriwayatkan oleh Ibn Umar, yakni :
1. Memiliki mentalitas pengembara atau perantau
2. Memiliki sikap penyebrang jalan
3. Tidak pernah menunda-nunda pekerjaan
4. Memanfaatkan kesempatan sekecil apa pun untuk kebaikan
Yuk, bersemangat dalam kebaikan!!