31 Desember 2013

Tahun Baru Masehi

Tahun Baru Masehi..
Hal yang sangat dinanti-nantikan sepertinya bagi mayoritas orang, terutama pemuda-pemudinya
yang sangat akrab dengan suara petasan dan iringan terompetnya
yang setiap masing-masing individu punya agenda istimewa dalam merayakannya

Malam yang sangat spesial, katanya
Fenomena akhir tahun masehi.. ya, akhir tahun masehi..

Malam ini memang malam spesial
Malam yang dipenuhi dengan resolusi tahun 2014 dan evaluasi tahun 2013
Boleh-boleh saja meramaikannya dengan tiupan terompet ataupun suara petasan yang silih berganti

Tapi ingat, ada yang merindumu untuk bermuhasabah
khusyu’ dalam lantunan ayat suci-Nya
dan bersahut-sahutan membalas surat cinta-Nya

Kau tau? Siapa yang cemburu dengan terompet dan petasanmu itu?
Dia adalah yang memberikan rasa senang kepadamu, Dia yang menjadikan senyuman di bibirmu, Dia yang memberikan waktu untukmu menikmati ramainya Tahun Baru Masehi ini!

Dia, Allah.. Allah cemburu pada segala aktivitasmu yang melalaikanmu dari-Nya..

Mari.. sejenak bermuhasabah..

Muhasabah untuk keberjalanan ‘amaliyah dalam setahun ini
Senandung merdu tilawah setiap hari, sudahkah terpenuhi?
Pertemuan dengan-Nya setiap sepertiga malam saat kawan-kawan masih terlelap di atas tempat tidurnya,
saat kawan-kawan enggan keluar untuk mengambil air wudhu,
saat hawa dingin menyergap seluruh badan, sudahkah menjadi pertemuan terindah setiap harinya?

Saat sujud pada-Nya terasa lebih menyejukkan dan mendamaikan hati
Saat doa-doa dalam sujud mengangkasa menembus batas-batas langit dunia hingga sampai pada ‘Arsy-Nya
Saat-saat terindah itu, apakah kita telah menikmatinya?

Apakah kita telah memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya?

Apakah telah kita posisikan malam itu sebagai ajang kita bercinta dengan-Nya?

Pun.. mendo’akan saudara-saudari kita..

Pernahkah, seringkah, bisikan doa-doa kita untuk mereka sampai pada-Nya?
Indah semua itu jika terjadi.. Saling mengingat dalam do’a-do’a di sujud-sujud kita.. Saling mengingat di sepertiga malam yang agung.. Dan saling berinteraksi dalam do’a tapi tak mengetahui satu sama lain..

Indah bukan?

Mari Introspeksi diri kembali..
Sampai mana kita sukses dalam pandangan-Nya
Perbaiki yang lalu.. Rancang perjalanan kedepan..

Jangan sampai keindahan dan gemerlapnya malam tahun baru ini menjadi penghalang bertemunya kita dengan Sang Kekasih di sepertiga malam terakhir nanti..
Jangan sampai keceriaan saat meniup terompet akan Allah jawab dengan tiupan terompet milik Malaikat Isrofil..

Astaghfirullah..
Perbanyak muhasabah.. Perbanyak perbaiki diri..
Lebih baik segera evaluasi, muhasabah. Ambil bolpoin, kertas, lalu tulis disana.. Apapun.. Tulis evaluasi dan resolusi untuk kedepannya..
Dan lakukan setiap malam, seperti para sahabat Nabi yang memuhasabah dii setiap malamnya, bukan hanya saat malam pergantian tahun saja..

Jangan pernah sia-siakan waktu yang ada, karena akal tak pernah tahu kapan Allah akan memanggil ruh yang ada di dalam raga..

28 Desember 2013

Tentang Sekolah IT

Dari dulu aku terkesan dengan sekolah ini, Sekolah Islam Terpadu, Sekolah IT biasa orang menyebutnya.
Ini alasan kenapa dari dulu slalu mengarahkan gimana caranya adik-adik bisa sekolah di sekolah ini. Dari mulai ngobrol sedikit demi sedikit ke orang tua, memberikan inspirasi sekolah yang lebih baik.

Karena dari dulu katakanlah keluarga menganut sistem dinasti #eh. Maksudnya dari zaman mbah sampe cucu-cucunya sekolahnya di sekolah ituuu aja, satu yayasan.
Makanya obrolan-obrolan ke orang tua menjadi satu perubahan pasti, hehe.
Kerasa banget perubahannya, terlihat banget dan itu nyata. Salah satunya dari perubahan adik tersayang :)

Sedikit cerita yaa.. Tapi emang ini tujuannya mau curhat sih.. :P Curhat yang memberi inspirasi, semoga :)

Lucu kalau denger cerita dari adik-adik tuh tentang sekolah IT.
Sejak masuk, pembinaannya benar-benar dapet. Hampir semua, bisa dibilang semua siswa-siswi kenal dan deket sama ustadz-ustadzahnya. *ngiri deh, soalnya aku nggak pernah ngrasain T.T*
Dan perubahan-perubahan pasti itupun terjadi.
Adik yang dulu nggak suka pakai jilbab keluar, sekarang kemana-mana pakai.
Yang dulu pakai celana kemana-mana biasa aja, sekarang, Subhanallah.. rapi banget! Jilbab se-siku, baju panjang, rok, sampai kaos kaki dipakai dengan rapinya.
Yang dulunya baca Qur'an harus dipaksa-paksa, sekarang sadar dengan sendirinya, bahkan sampai hafalan pun, menjadi aktivitas harian.
Dan banyak perubahan-perubahan yang signifikan, seperti sholat Qiyamul Lail, sholat Dhuha, Al-Ma'tsurat, Shalat Rawatib, Puasa Senin-Kamis, dan aktivitas ruhiy yang lain. Semua terasa menjadi hilang ketika hal itu tidak ia laksanakan.

Pernah suatu ketika tiba-tiba ia berkata, "Mbak, nanti bangunin Sholat Tahajjud ya. Besok mau puasa Senin-Kamis kan mbak?" kaget bukan main, ini adikku yang baru, dulu nggak kayak gini. Alhamdulillah.. :)
Lalu kejadian lagi, "Mbak, ke masjid kan? Aku sholat rawatib dulu ya." "Mbak, aku hafalnya baru segini, mbak udah nyampe mana?"
Allahu Akbar! Nggak pernah nyangka perubahan se-drastis ini hanya dalam waktu singkat, nggak nyampe sebulan, seminggu apa yah.. Cepet banget lah pokoknya.
Sosok baru ada di depan mata! :D

Lingkungan yang membuatmu seperti itu, dan aku bersyukur sekali atas perubahanmu.
Dan inilah amanah yang lebih berat dari sekedar perekrutan atau 'pintu gerbang' perubahan. Inilah arti dari penjagaan.
Pernah suatu ketika, dia bercerita, "Mbak, di asrama tuh ada mbak yang suka banget nangis kalo pas jadi imam sholat, trus bacaannya panjang-panjang. Khusyu' banget mbak. Sampe yang jadi makmum ikut-ikutan nangis padahal nggak ngerti apa artinya."

"Mbak, aku besok pengen ke Pesantren yang di Klaten itu. Ada kakak kelasku yang darisana trus hafalannya udah banyak banget. Aku pengen.."

"Aku besok mau diikutin olimpiade ini lho mbak. Iya ga ya mbak?"

Banyak banget pertanyaan darimu yang kau tujukan padaku, dan aku bersyukur karena itu.
Karena darisana aku bisa mengetahui perkembanganmu, aku bisa menjadi jembatan antara dirimu dengan bapak-ibu, dapat menjadikan sesuatu yang sebenarnya biasa saja menjadi sesuatu yang luar biasa dalam pandangan adikmu.
Dan pastinya, menjadi pelecut semangat tersendiri bagiku untuk terus berusaha menjadi lebih baik, karena ada rasa malu yang datang ketika tak bisa menjadi teladan bagi kalian berdua.

Heii.. semoga ini menjadi kebiasaanmu dalam setiap harinya. Semoga bisa istiqomah dan menjadi inspirasi istiqomah pada temen-temen yang lain..
Semoga.. InsyaAllah.. :)
Dan aku yakin, doa-doa yang terpanjatkan tak hanya menguap di awan, akan Allah turunkan hujan sedikit-demi sedikit lewat keadaan yang nggak pernah diduga sebelumnya ^^

Tentang Kaderisasi KAMMI Teknik UNDIP :)

Ini adalah tentangmu, tentang Kaderisasi KAMMI Teknik UNDIP..

Jika ada pertanyaan, "Lelah-kah?" "Bosan-kah?"
Sepertinya rasa lelah dan bosan itu tak ada bandingannya dengan banyaknya kata "Lillah" yang terucap.
Cinta. Ya. Ternyata kata ini yang membuat segalanya menjadi mudah dan hanya ada ucapan 'Lillah..' Untuk Allah.. Hanya untuk Allah..
***

Flashback ke 3 tahun yang lalu, saat saya baru mulai memasuki dunia kampus. Oktober 2010, ya, pertama kalinya saya mengikuti salah satu agenda departemen ini, DM 1 (Dauroh Marhalah 1) di Mijen. Saat itu, terasa ada yang membisik, entah darimana, "Inilah keluarga barumu, Vi" dan saat itu saya belum mengerti apa arti bisikan itu.

Minggu demi minggu berlalu, saya mengikuti tahapan baru dari organisasi ini, ya, Open Recruitment. Di waktu itu tak terlintas keinginan memasuki Departemen Kaderisasi, tapi sebaliknya, departemen dengan minat paling banyak yaitu Departemen Soskemas, hehe. Saat itu, inget banget, mbak Gita Lokapuspita bilang, "Jawabanmu banyak yang mengarah ke personal seseorang, dakwah fardhiyah, dan kebanyakan ngomongin kader, Vi. Yang mengarah ke soskemas dikit nih.." Inget banget dulu ekspresi mbak Gita pas ngomong itu, sambil senyum-senyum nggak jelas gitu deh *afwan mbak Gita ^^* Dan tertangkap banget #kode yang meresahkan itu. hhe
*Emang susah lah ya jadi orang yang gampang nangkap kode, udah ngerti duluan sebelum eksekusi. Ckck*


Dan bener, selang berapa hari dapet sms, "Barakallah Ukhti Ovi Annisa diterima di Departemen Kaderisasi. Semoga amanah :)"

Ahh.. ya, perjalanan ini baru dimulai. Dan ternyata agak bingung juga pas udah sering-seringnya syuro'. Bener-bener dituntut untuk paham dan mengerti. Dan disana memang isinya orang-orang pilihan semua. Subhanallah.. minder juga pertamanya, hehe. Banyak lah belajar dari kalian, Kaderisasi KAMMI Teknik 2011 :)

Seiring berjalannya waktu, ternyata wajihah inilah yang memberi saya semangat lebih dari yang lainnya, inget banget lah momen dapet kata-kata ini dari Kadep Kaderisasi, "Menjadi teladan bukanlah hal yang mudah.. Dalam tiap amanah yang diemban, mintalah pada-Nya punggung yang lebih kokoh, pundak yang kuat, tulang yang tak osteophorosis, dan dada yang lapang selapang padang Mahsyar.." Kata-kata yang selalu menjadi perenungan setiap saat.

Dan memang, jundi tak selamanya menjadi jundi. Ia berproses. Ada saatnya dia menjadi qiyadah. Tak selamanya ia yang harus mendapat nasehat dan diayomi oleh yang lain, ada saatnya dia yang harus mengambil alih posisi itu. Tangga harus dinaiki jika ingin mencapai puncak. Dan 'amanah baru' itu datang.

Rasanya hari-hari itu menjadi saat dimana air mata selalu deras menghiasi malam. Menghadapi banyak saran nama yang semua bertolak belakang antara satu dengan yang lainnya. Dan saya belum terbiasa, itu sebabnya :). Dan setelah plotting selesai di formatur, lega rasanya. Darisinilah saya belajar, memanajemen emosi sekaligus bagaimana agar tetap sejalan dan ada di koridor yang berlaku. Tetap pada pertimbangan dengan Allah sebagai Pemberi Solusi.

Di Kaderisasi 2012 ini, saya banyak diajarkan tentang makna tegar, tsabat, dewasa, dan melihat fenomena kader di sekitar. Banyak juga diajarkan tentang arti sebuah barisan, seorang pemimpin, dan bagaimana bijaknya menghadapi sebuah persoalan yang sangat berkaitan dengan hati seseorang.
Di periode inilah Allah memberikan gambaran yang luar biasa tentang makna tawazun (seimbang). Di periode ini juga Allah memeras habis emosi dan menjadikannya kekuatan di periode selanjutnya. Alhamdulillah..

Dan akhirnya, hampir 3 tahun sudah diri ini berkutat dengan proker di departemen ini. Proker yang bukan hanya sebatas 'Program Kerja', karena di departemen ini tidak ada kata BERHENTI dalam menjalankan proker. Seperti lingkaran, yang tak pernah ada ujung, tapi selalu berputar dan berputar. Akan selalu ada yang menanti untuk diselesaikan. Dan itulah makna dari sebuah penjagaan.

Desember 2013,
Ya, tinggal menunggu berapa minggu lagi semuanya harus dipertanggungjawabkan.
Tapi bukan itu yang menjadi masalah. Bukan. Bukan karena LPJ kepada pengurus atau KAMMDA, atau teman-teman yang lain. Tapi lebih dari itu. Entah kenapa rasanya belum siap di LPJ terakhir ini, karena ada banyak yang belum tersempurnakan. Banyak yang belum selesai, jika itu pertanggungjawaban pada Allah SWT.
Kenapa?
Karena hakikat sebuah kaderisasi itu terlihat pada kualitas kader-kader penerus. Karena hakikat sebuah amanah yang sukses bukan pada saat ia menjabat, tapi tahun-tahun setelahnya, bagaimana kelanjutan dan apa yang diwariskan.

Itulah tentangmu, Kaderisasi KAMMI Teknik UNDIP.. 3 tahun disini, 3 tahun juga banyak pelajaran yang semakin menguatkan pundak untuk menerima yang lebih. Banyak karakteristik dan sifat orang yang dipelajari disini. Dan mengajari arti syukur dan ikhlas, ketika banyak kader yang terkaryakan di tempat lain. Dan itu Sunnatullah.. Akan terus seperti itu.
Untuk penerus selanjutnya, bukan hanya di departemen ini saja, tapi ke semua pengurus, jangan pernah ada kata-kata keluhan karena yang harus diyakini, ‘Li kulli marhalah rijaluha wa likulli marhalah masyakiluha’ (setiap marhalah dakwah ada rijalnya dan setiap marhalah dakwah itu ada permasalahannya)

Terakhir, maafkan diri ini yang belum maksimal dalam memanfaatkan waktu, peluang, dan kesempatan selama disini. Dan maafkan, karena ternyata hati ini belum bisa menjangkau sedemikian banyak hati yang ada dalam lingkaran besar ini. Karena kaderisasi erat kaitannya dengan hati, dan saya sadari kualitas hati ini masih jauh dari kata sempurna. Tapi memang sulit mencapai kesempurnaan, yang ada adalah terus memperbaiki dan mengejar arti kesempurnaan. Berusaha menjadi sempurna dalam pandangan Allah dan lingkungan sekitar.

Terima kasih, keluargaku :) Ternyata ini arti dari 'bisikan' itu..
Tetaplah berdetak, jangan pernah berhenti 1 detikpun.

BERDETAK atau MATI!

-291213-

21 November 2013

Andai Qur'an Berjamur di MasjidKU

Ada cerita dari seorang kawan di ITB (Institut Teknologi Bandung). Tepatnya tanggal 29 Oktober 2013 ba'da isya'.
Hanya sekilas dia bercerita tentang ini, tapi ngena banget!

Di ITB itu ada seorang akhwat yang setiap paginya ada di masjid Salman -masjid kampusnya ITB-, setiap jam 6 pagi sampai kira-kira jam 8 pagi. Beliau dulunya seorang santri tahfidz di Rumah Tahfidz. Tapi sekarang sedang kuliah di ITB. Nah! Karena itulah beliau muroja'ah hafalan dan menambah hafalan yang belum tuntas di masjid Salman setiap pagi.

Dan kamu tau? Ini yang buat air mata pengen mengalir sederas-derasnya. Pengen nangis. Hati gemeter banget.

Beliau mempersilakan siapapun yang ingin setoran hafalan, atau belajar baca Qur'an (tahsin) kepada beliau setiap paginya.
Subhanallah...

-->> Dari cerita di atas, sebenernya ada harapan besar. Untuk kampusku sekarang, Kampus Undip, terutama kepada Masjid Kampus Undip yang setiap hari ramai dengan agenda-agenda.
Pengen banget kedepannya di masjid tercinta ini, lahir hafidz-hafidzah baru. Pengen banget dari masjid kampus tercinta ini, kecintaan mahasiswa-mahasiswa terhadap Qur'an jadi semakin kuat. Keinginan untuk slalu bersama Qur'an tumbuh. Dan mereka berkata, "Tiada waktu tanpa Qur'an."

Dapet cerita ini langsung berandai-andai. Andai di Undip ada yang kayak gitu. Andai nggak usah jauh-jauh setoran hafalan Qur'an, tapi cuma di masjid kampus setiap paginya. Andai andai dan andai..

Tak apa kan berandai-andai tentang ini?

Semoga kata-kata pengandaianku ini akan berbuah manis. Mungkin setahun kedepan, mungkin beberapa tahun setelah aku lulus, atau beberapa waktu setelah aku menulis ini? hehe. Semoga :)

Batasan Allah atau Batasan Diri?

Kadang berpikir, apa maksud sebenarnya aku ada disini.
Kadang terpikir, kenapa tak pergi saja dari segala 'beban' ini.
Kadang pun aku membayangkan jika seandainya dulu aku tak masuk dalam 'lingkaran' ini.

Ahh.. keliatan banget ini bahasa seorang yang lagi dilanda futur.. Berada dalam titik jenuh yang ia buat sendiri. Yang sebenarnya masih ada ruang untuk lebih banyak berkarya, lebih banyak beramal, lebih dan lebih untuk melakukan suatu perubahan.
Tapi sayang, batasan yang ia buat, batasan futur katanya, itu yang membatasi segala amalan yang seharusnya dikerjakan.
Ya, batasan yang ia buat sendiri. Batasan yang ada dalam mindsetnya kalau, "aku lagi ada pada titik jenuh"

Padahal Allah memberikan suatu ujian yang tak melebihi batas kemampuan hamba-Nya.
Padahal Allah tak pernah membuat suatu 'batas' bagi hamba-hamba-Nya. Baik itu batasan SABAR, batasan AMAL, batasan SEMANGAT, batasan IMAN, dan juga batasan tentang FUTUR.
Allah tak pernah memberi batasan atas semuanya! Namun hamba-Nya sajalah yang mengada-adakannya.

Seorang hamba yang mengatakan, "ini sudah puncak sabarku. udah melebihi batas sabarku"
atau, "aahh.. nggak ngerti. aku lagi futur nih."
atau, "amalku nggak lebih dari mereka, nggak pantes aku ada di sekitar mereka. aku pergi saja dari barisan ini."

Itulah batasan-batasan yang sebenarnya dibuat-buat. Bukan Allah yang memberi batasan, namun para hamba-Nya sendiri yang membuat batasan itu.
Batasan yang membuat langkah kaki ini terhenti. Batasan yang membuat gerak amal terpaku. Batasan yang membuat semangat meneladani seorang uswah tergerus. Batasan yang memberi kedzoliman bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Tahukah engkau? Jika 'muka masam' yang kau tampakkan pada saudaramu akan memberikan pengaruh yang sangat besar baginya?
Pernahkan kau membayangkan, jika di suatu pagi, awal dari kehidupan kita dimulai kembali. Kau melihat seorang temanmu datang dengan 'abasa (muka masam). Bagaimana reaksimu dan perubahan dalam hatimu?

Pasti ya, percaya nggak percaya, ngaku atau nggak mau ngaku, hatimu berubah situasi! Dari yang pertamanya bahagia tiada terkira, jadi ketularan 'walau sedikit' aura yang datang dari temanmu tadi.

Itu satu pengaruh buruk dari membuat batasan-batasan sendiri, terutama batasan futur. Muka kita jadi terlihat 'ABASA. Padahal Rasulullah sendiri yang 'abasa terhadap seorang muslim saja ditegur Allah langsung dalam Q.S. 'Abasa.
MasyaaAllah..
*ini sebenernya bingung kenapa nulisnya jadi ngalor-ngidul sendiri, tapi yaudahlah, ambil saja ibroh dari kata-kata saya yang lagi amburadul di atas :D*

MasyaaAllah.. Itulah kenapa hati kita perlu banget buat direfresh setiap waktunya, dengan Tersenyum kepada sekitar.
Itulah kenapa hati kita perlu direfresh setiap harinya, dengan tilawah Qur'an.
Itulah kenapa hati kita perlu direfresh untuk mendapatkan teguran Allah lewat perantara-Nya, dengan mengikuti kajian-kajian.
Itulah kenapa kita harus slalu dalam lingkaran kecil, lingkaran cinta, yang sering kita sebut halaqoh, untuk merefresh hati kita, untuk tazkiyatun nafs, untuk mengetahui kesalahan diri dan berusaha memperbaikinya. Yah, itulah kenapa kita memiliki saudara dan Allah anjurkan untuk saling bersaudara.
Karena itulah gunanya saudara, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. -Q.S. Al-Ashr:3-

Jaga hati agar tidak sedikitpun terlontar dari mulut kita, bahwa kita lagi FUTUR.
Karena hati puncak dan poros dari segalanya. Senyum bermula dari hati, Tangis bermula dari hati. Marah, sedih, bahagia, tertawa, semua bermula dari hati.
Maka apa yang mau kita tanyakan lagi tentang hati, dan apa yang akan kita batasi lagi.
Jangan pernah berusaha untuk membatasi diri sendiri, karena sebenarnya diri kita punya potensi yang besar! Allah lho yang buat potensi besar itu, jadi ketika ada yang merendah dan tidak mau maju, secara tidak langsung dia TIDAK MENSYUKURI NIKMAT Allah.

Astaghfirullahal'adzim.. Jauhkan kami dari segala hal yang membuat kami tak bersyukur pada-Mu..
Intinya jaga hatinya, jangan futur, jangan 'abasa, jangan mendzolimi yang lain, jangan membuat batasan sendiri padahal Allah tak pernah membatasi. Hindari berkata MENGAPA, tapi APA yang bisa dilakukan sekarang. :)

*hanya sekedar tulisan yang tertulis. random banget. salah satu akibat gara-gara nggak pernah nulis kali ya, jadi amburadul dan serasa semuanya pengen ditulis dalam satu waktu*

16 November 2013

Satu Tanda 'Bahagia'

Tiba-tiba, suara dering HP-ku terdengar nyaring, memecah keheningan yang ada di ruangan saat itu.
Seketika aku buka tombol terkuncinya. Dan satu nama tercinta terpampang di layar. IBU.

Aku buka pesan di dalamnya, dan dalam beberapa detik bibirku mengulum senyum, seketika hati dan diri ini ingin menangis..

"Asswrwb nduk vi ibu sangat bersyukur nduk. Barusan ibu sms sm wali kelas dek rahma tanya gimana hasil seleksi OSN Matematikanya. Alhamdulillah, adik bisa lolos seleksi dari 17 orang, diambil 5. Ya Allah moga jadi berkah.."

"Ibu juga sekalian sms musrifahnya dek rahma yang pertama kemarin, yang masih ngajar Al-Qur'an di SMP-nya, Alhamdulillah katanya dek rahma hafalannya bagus. Ibu bersyukur banget, nduk."
(15-11-13 ; 14.19)

Ya Rabb... air mata ini serasa mengalir dengan derasnya. Hati ini gembira, bersyukur rasanya bukan main. Sementara bibir ini mengembangkan senyum dengan sempurna.

Ya Allah.. inikah yang disebut bahagia?
Bahagia ketika saudarinya mendapatkan sesuatu yang sebelumnya kita inginkan tapi belum tercapai?

Ahh.. indahnya bahagia itu jika ini maknanya.. :)

Bersyukur karena Allah telah mengabulkan sedikit demi sedikit do'a-do'aku. Bersyukur, Allah memberikan kesempatan itu padamu, adik tercinta. Bersyukur, syukur, dan syukur.. Hati ini tak dapat memendam rasa bahagianya mendapat kabar baik yang ibu sampaikan..

Do'aku untukmu.. Catatan ini hanya sedikit sebagai tanda syukurku. Catatan ini hanya sebagian kecil dari besarnya rasa bahagiaku memiliki adik sepertimu. Kuharap ini bukan catatan terakhirku tentangmu.. Tentangmu dan segala bentuk syukurku pada-Nya..

Rahma Aulia Kholidina.. Semoga persis seperti namamu, yang slalu mendapat rahmat Allah, slalu menjadi kekasih Allah, untuk selamanya :)

Slamat berjuang kembali.. Raih cita-cita tertinggi itu, nak.. *aku pun disini sedang sama-sama berjuang sepertimu, hanya saja tingkatannya berbeda*

Setiap kemenangan dan ujian, adalah 2 mata uang yang saling melengkapi. Melengkapi kesuksesan kita di hadapan Allah. Semoga kita adalah salah satu dari yang Allah pilih untuk bisa memanajemen itu semua :)
#Semangat & Sukses untuk OSN besok! ^^

**Sebongkah senyum di tengah banyaknya prahara**

29 Oktober 2013

Cerita Jogokariyan part#1

Tulisan terakhir deh.. Sebelum pergi ke alam mimpi dan menuliskan sesuatu yang berbeda disana. Sebelum besok-besok tak akan tertuliskan lagi :p *sok sibuk bener*

Yak, ini tentang Jogokariyan..
Tentang apapun yang ada disana, kisah 10 hari mulia yang nggak bakal terlupakan disana, dan apapun tentangnya.
*akhirnya jadi juga nulis tentang ini, udah berbulan-bulan euy!

Oke, lagi mood buat cerita sekarang dan sepertinya ini ceritanya bakal ber-episode episode. Bakal ada part #1, #2, dsb.
Kenapa? Karena banyak rangkaian cerita disana. Mungkin satu hari disana ada berlembar-lembar cerita yang bakal tertuliskan.
Serasa WAH banget ya di Jogokariyan.. Emang iya! Disana banyak belajar dari orang-orang hebat. Dan saya bersyukur karena Allah pertemukan dengan mereka.

Jogokariyan itu ada di Jogja, tepatnya di Bantul. Dan yang sekarang saya ceritakan ini, lebih khusus di masjid Jogokariyan-nya.
Cerita ini ada di bulan mulia, hari mulia, yaitu saat i'tikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadhan 1434H.
Saat itu saya lagi bingung-bingungnya mau i'tikaf dimana, pengen ke masjid ini, tapi tak ada temannya. Niatnya sekalian mau silaturahim dengan seorang teman di Jogja, tapi ternyata dia H-7 Idul Fitri sudah pulang ke Solo. Mau ngajakin temen yang di Semarang, lagi pada musim-musimnya KP (Kerja Praktek).

Tapi tepat saat saya berpikir mau menghabiskan ramadhan ini kemana, tiba-tiba ada sms dari Tyas, "Vi, i'tikaf dimana? Jogokariyan yuuk.."
Lah, setengah nggak percaya saya baca lagi isi smsnya. Bukannya masih KP, batin saya. Tapi di sisi lain saya kegirangan. Bener-bener pucuk dicinta ulam pun tiba :D
Singkat cerita, akhirnya beberapa hari kemudian setelah mendapat izin dari orang rumah, kami pun mendaftar menjadi peserta i'tikaf disana.
----------

Dari sinilah cerita demi cerita yang maha dahsyat itupun dimulai :D
Kami berdua yang nggak tau arah kesana, hari itu pun berangkat. Hanya bermodal niat 'nanya orang aja nanti, gampang lah' *kebiasaan saya banget* dan akhirnya memang bener sampai sana dengan lancar tanpa ada kesasar sama sekali. Subhanallah, Allah sangat memuluskan jalan kami ke tempat yang asing lagi mulia ini.
Naik bis, angkutan umum, lalu becak, sampailah kami berdua di masjid Jogokariyan.




Pertama kali masuk, auranya udah kena. Adem, nyaman, damai banget lah intinya.
Dan kami disana peserta i'tikaf kedua yang datang. *rajin banget keliatannya, padahal gara-gara lancarnya perjalanan, yang sebelumnya dalam bayangan kami sangat ribet banget nyampe sananya*
Alhamdulillah..

10 hari terakhir ramadhan di masjid Jogokariyan, menambah dahsyatnya bulan Ramadhan 1434H lalu.
Penuh syukur saya ucapkan karena bertemu dengan saudara-saudari terhebat, dapet link silaturahim yang lebih luas sampai Makasar :D, dapet ilmu banyak, dapet cerita kehidupan yang bisa dijadikan hikmah, serasa dapet kakak, adik, ibu, simbah baru disana :), dan semua-muanya lah. Yang pasti dapet inspirasi tersendiri tentang masjid dan variasi masyarakat disana.


Ba'da subuh di lantai 3 masjid Jogokariyan

Ba'da buka bersama bareng bocil2 ^^

malam terakhir di Jogokariyan :)


Dan sepertinya Jogokariyan part#1 sampai disini dulu, insyaAllah dilanjut lagi nanti. Saking banyaknya cerita yang terpendam begitu lama, nanti bakal ada banyak episode disini :)

*tetiba terpikir buat tulisan ini, ba'da ngobrol lewat telepon dengan saudari di Bandung sana, mbak Ica-Ustica Haedy Riastuti ^^

Kangen sama semua saudara yang Allah pertemukan di Jogokariyan.. yang melengkapi cerita Ramadhan terindah saya.. Uhibbukum fillah.. Semoga Allah pertemukan lagi kita di saat yang terbaik. Jikapun tidak, semoga slalu Allah kaitkan hati-hati kita karena iman yang masih tertancap dalam hati. Semoga Allah kirimkan rindu lewat doa dan tulisan sederhana ini.. :D

-Ovi Annisa
di bumi Semarang ^^-

Tentang Aku---Arti Sebuah Nama

Ya, karena ceritanya lagi nggak ada kerjaan, malem ini mau ngeborong tulisan sendiri, hehe.

Tulisan ini tentang aku. Ya, tentang diriku.
Namaku Ovi Annisa Qurrota A'yun.
Ingin sekedar menulis walaupun hanya aku seorang yang membacanya.
Mungkin kali ini masih tersadar dengan ingatan yang kuat,
Mungkin sekarang masih bisa menulis dengan rapi, teratur, tak kesulitan dalam mengetik huruf demi huruf yang ada,
Mungkin juga saat ini terakhir kali ingatanku masih jernih.

Mungkin dan mungkin..
Namun tak dapat dipungkiri bahwa ada saatnya nanti aku akan lupa satu demi satu ingatanku.
Dan di saat itulah tulisan ini berguna untuk sekedar mengenang yang telah lalu, terutama tentang diriku sendiri :)

Ingin sedikit bercerita tentang asal muasal namaku. Kenapa bisa Ovi Annisa Qurrota A'yun?
Banyak orang yang bilang, namaku seperti kereta, panjangnya bukan main.
Dari SD sampai sekarang, pasti yang baca bakal komentar, "Namanya panjang banget mbak, kayak kereta."
wkwk.. mungkin itu dulu yang kebanyakan orang Jawa memberi nama dengan nama yang simpel, paling hanya 2 kata.
Tapi sekarang, banyak kutemui nama-nama yang lebih panjang dan lebih ribet dari namaku. :D

Ya, Ovi, ini sebuah nama panggilan. Dari arti namanya pun tak ada makna tersendiri. Jadi dulu ceritanya ibuku punya saudara, nah anaknya diberi nama Shofiyah. Tapi nama panggilannya Ovi.
Mbaknya tuh pas kecilnya cerdas banget, sumeh (red: gampang senyum), supel, suka cerita, cerewet banget pokoknya. Dan saat itu ibuku lagi mengandungku, lalu terinspirasi dengan nama kecil itu.
Shofiyah dalam bahasa arab artinya jernih, suci. Terus kalau kata ibuku, Ovi jika ditulis dengan tulisan arab, jadinya 'Aufiya'. Itu pun ada ari tersendiri, yang artinya Sehat.

Itu asal muasal nama panggilanku, terlahir dari seorang bocah cilik yang manis, cantik, dan cerdas. Subhanallah.. aku bersyukur mendapat nama ini. Pernah juga aku bertemu dengan mbak Ovi satu kali, dan memang cerdasnya bukan main. Dan beliau seorang dokter. Semoga tertular pada diriku sendiri :)

Lalu kata Annisa, pasti udah familiar di kalangan masyarakat. Artinya adalah 'anak perempuan'
Qurrota A'yun, nah ini yang biasanya pada nanya, artinya apa.. hhe
Padahal di khutbah jum'at atau do'a-do'a, banyak yang memperdengarkan kata ini.
Kalau mau lihat kata ini tercantum dalam doa apa, buka saja Q.S. Al-Furqon:74, yang artinya
"Dan orang-orang yang berkata, 'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."

Nah tuh, Qurrota A'yun = Penyenang hati, kalau ibuku sendiri bilang, Penyejuk Mata Hati.. ^^

Jadi kalau digabung jadi satu, artinya Ovi seorang anak perempuan yang menjadi peyejuk mata hati. Atau 'anak yang sehat lagi menyejukkan hati', atau 'anak yang suci lagi penyejuk mata hati'

Hehe, sekian saja perkenalan dari arti kata nama saya dan asal muasalnya.
Berat banget kalau dilihat dari artinya, semoga saja diri ini bisa benar-benar mencerminkan sesuai dengan nama yang ada.
Aamiiin...

Karena nama adalah doa, jadi panggillah seseorang dengan nama yang baik, dan berilah nama dengan nama yang baik pula, sehingga saat ada yang memanggilnya, menjadi doa baginya. :)

Random-Tentang Tulisan

Pengen nulis.. tapi bingung mau nulis apa.
Ide di kepala udah banyak banget, ngantri buat dituangkan dalam tulisan.
Draft di blog pun nggak kalah banyak, nunggu buat di-publish, tapi gajadi-jadi.
Hfftt..

Beginilah kalau menulis bukan dijadikan kebutuhan sehari-hari, ujung-ujungnya lupa gimana caranya nulis. Bingung gimana mengungkapkan apa yang ada di pikiran. Nyambungin kabel dari hati-pikiran ke tulisan dengan segala uneg-uneg, bahasanya jadi semakin ribet.
Hmm... teguran banget ini. Diminta buat semakin produktif dalam menulis. Kode-kode disuruh produktif lagi buat baca-baca.

Teguran banget!
Aktivitas bukan hanya di luar. Yang kerjanya main ke kampus, dengerin dosen, pulang, ikut majelis ilmu, syuro', ngumpul bareng temen-temen, beresin kosan, dan lain-lain.
Tapi dituntut lebih dari itu. Aktivitas baca buku, nulis, harus setiap hari juga. Harus selalu diasah biar semakin tajam. Biar semakin mahir dalam merangkai kata. Dan tentunya nggak bingung-bingung lagi harus menuangkan tulisan dalam hal apa. Karena setiap yang dirasa ada catatannya, setiap ide yang muncul langsung diolah dalam sebuah rangkaian kata.

Teguran banget!
Mentang-mentang anak planologi, kalau udah survey, kecapekan, terus ilang sense nulisnya.
Seharusnya pengalaman saat berkeliling itulah yang harus diikat dalam sebuah tulisan. Tercatat sebagai rekam jejak pengalaman.

Hobi nulis bukan hadir dengan sendirinya, ia hadir karena kebiasaan.
Kebiasaan pun bukan dengan mudah kita melakukannya, tapi harus ada satu paksaan terlebih di awalnya.

Seperti kata-kata yang saya dengar minggu lalu, "sebenarnya bukan waktu kita yang terbatas, tapi NIAT kita yang terbatas."
Nge-jleebb banget lah pokoknya.
Harus pinter-pinter ngatur waktu, terlebih ngatur niat! :)

Mulai saat ini, nulis harus jadi bagian dari kebutuhan, bukan hanya sebuah paksaan.
Mulai saat ini nulis jangan dijadiin beban. Apapun yang ada, tulis-tulis-tulis. Sejelek apapun tulisan kita, sejelek apapun tata bahasa kita, yang penting NULIS!
Nggak ada kata-kata 'Nggak bakat nulis'.
Apapun harus ditulis. Kata 'ngedit' itu bagian akhir sajalah.
Seiring berjalannya waktu, insyaAllah tulisan kita bakal terasah, bahasa kita bakal nambah kosa katanya, dan ilmu tentang kepenulisan, bisa kita pelajari secara otodidak berdasarkan pengalaman yang ada.

So, Ayo semangat nulis lagiii!!!
Hadirkan kebutuhan nulis dari sekarang. Kapan lagi? :)

Random banget beneran tulisannya, ckck. Gini nih syndrome jarang nulis T.T

19 Oktober 2013

.: ? :.: Melangitkan Doa

.: ? :.: Melangitkan Doa: ..bunda akui, nak.. Jarang sungguh kini bunda bisa berlama lama dalam sujud. Jarang sungguh bunda bisa duduk tenang..membaca, menghafal Al ...

24 Agustus 2013

Magnet Super: Persaudaraan



22Juni2013-

Kontak batin. Ya, awalnya aku berfikir itu adalah suatu kebetulan. Tapi tidak untuk sekarang. Hal ini memang benar adanya. Semakin kita mengenal seseorang, semakin besar pula kontak batin kita padanya.
Apalagi jika kita bicara tentang seorang muslim. Semakin erat ikatan persaudaraan mereka karena Allah, maka semakin erat pula jalinan hati mereka.

Semua ini bisa diibaratkan seperti kekuatan magnet. Jika bertemu dengan apa yang menjadi pasangan mereka, maka akan selalu mendekat, sejauh apapun itu.

Kekuatan ini dapat pula diibaratkan layaknya ka’bah. Sesuatu yang biasa-biasa saja namun dapat memancarkan cahaya terang benderang hingga luar angkasa. Hal ini telah dibuktikan oleh para astronot yang melakukan perjalanan hingga ke bulan. Ketika melihat bumi semuanya terlihat gelap seperti planet-planet lain. Tapi saat itu juga para astronot terkena silau cahaya yang sangat terang dan selalu terang. Selidik punya selidik, lampu berkekuatan luar biasa itu datang dari kota Mekkah, tepatnya bermuara di Ka’bah.

Subhanallah... betapa besar kekuasaan Allah. Ia memperlihatkan keajaibannya kepada manusia. Ia juga memberikan hidayah pada hamba yang dikehendaki-Nya. Setelah mengetahui akan adanya tanda-tanda kebesaran Allah tersebut akhirnya astronot itu masuk islam.

Begitulah. Alam semesta ini mempunyai energinya masing-masing. Mempunyai kekuatan masing-masing, sesuai dengan porsi yang telah Allah tentukan. Semua yang ada di langit maupun bumi, segalanya bertasbih kepada Allah setiap waktunya. Seperti halnya galaksi bima sakti ini, porosnya adalah matahari. Matahari memiliki kekuatan terbesar hingga planet yang lain mengitarinya. Ia bagaikan magnet yang sangat besar.
Ya, kalau berbicara tentang matahari, maka itulah porsi yang telah Allah tentukan. Pas, tidak lebih tidak kurang, hingga datang waktu yang telah ditentukan kehancurannya.

Jika berbalik lagi berbicara tentang persaudaraan, maka erat kaitannya dengan kekuatan supernya ka’bah. Mengapa bisa demikian?

Mekkah adalah kota suci. Di dalamnya ada sebuah bangunan yang menyejarah, termasuk ke dalam 7 keajaiban dunia. Ka’bah. Bangunan biasa yang didirikan oleh Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. kemudian diperbaiki pada zamannya Rasulullah SAW. Tapi mengapa kekuatannya sangat besar?

Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. saat mendirikannya, menggunakan kekuatan do’a.

Sedangkan setelah Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyebarkan Islam, ka’bah resmi sebagai kiblat sembahyang seluruh muslim di dunia. Pancaran energi yang sangat besar datang dari seluruh penjuru itulah yang membuat ka’bah bersinar hingga luar angkasa.

Hanya bangunan biasa, tapi jika terus menerus dibacakan ayat-ayat Allah setiap waktunya, maka jangan heran apabila ia akan menjadi kekuatan tersendiri.

Begitu pula dengan hati kita, kawan.. jika terus-menerus dibacakan ayat-ayat Allah (Q.S. Al-Anfal), maka semakin bersihlah ia, dan semakin dekat dengan dzat Allah. Karena dekatnya hati itu kepada Allah, maka akan Allah bersamai setiap langkahnya, Allah tuntun jalannya, Allah berikan petunjuk, serta penglihatan yang tak pernah dimiliki oleh mata hati yang lain.

Ya, itulah magnet. Magnet dengan energi terbesar akan selalu menarik magnet-magnet yang lain. Selalu mengetahui keberadaan yang lain. Dan selalu peduli dengan yang lain.

Itulah arti dari persaudaraan :). Bagaimana satu muslim dengan muslim yang lain saling berhubungan. Bahkan di dalam hadits disebutkan bahwa mereka bagaikan satu bangunan yang saling menopang satu sama lain. Dalam hadits yang lain dijelaskan bahwa sesama muslim itu bagaikan satu tubuh, ketika yang satu sakit maka yang lain pun ikut merasakan sakit.

Itulah dakwah. Magnet terbesar yang ada di alam semesta ini. Karena ialah kumpulan dari banyaknya persaudaraan. Yang saling membutuhkan satu sama lain. Yang saling peduli antar sesama. Dan tentunya saling memiliki kontak batin yang kuat terhadap saudara-saudaranya.

Maka jagalah hati-hati kita agar selalu bersih dan dekat kepada Allah. Karena hati yang bersih itulah yang lebih mudah menerima kebaikan, maka ia pun yang akan lebh mudah merasakan indahnya persaudaraan :).

Selalu Mewarna #Lingkaran#



-21 Juni 2013-

Halaqoh, pertemuan yang sangat dirindukan. Disini saya pengen cerita tentang indahnya lingkaran cinta ini.
“Halaqoh di daerah jauh beda dengan yang ada di kampus, mbak. Jadi jangan kapok ya. Pertama mungkin kaget, tapi seiring berjalan insyaAllah bisa menyesuaikan.”

Hei… iya itu dia yang saya rasain pertama kali menghadiri halaqoh yang bukan di lingkungan kampus. Mungkin kaget, ya banget-banget. Karena mungkin jika di kampus paling ekstrimnya sekelompok sama mbak-mbak seniornya, atau sama adik tingkatnya. Itupun hanya melihat yang lain, karena berkali-kali ya masih pada angkatan yang sama.

Tapi jika di kampus, sesuatu itu sudah menjadi hal yang besar (ini dalam pandangan anak yang awam ya, hehe). Tapi ternyata di luar kampus, hal itu menjadi hal yang biasa. Ya, ketika seseorang keluar dari zona nyaman (kampus termasuk di dalamnya), terkadang hal seperti yang saya alami ini menjadi sesuatu yang menggoyahkan.

Pertama kali menghadiri pertemuan itu, saya berangkat dengan salah seorang di anggota halaqoh, janjian di sebuah TKIT. Dan setelah berkenalan ternyata mbaknya kalo di kampus seumuran dengan angkatan 2008. Ya, pikir saya mungkin banyak yang masih seumuran dengannya karena daerah ini mahasiswinya pun banyak.

Sampai pada tempat halaqoh, berdatanganlah anggota lingkaran ini satu per satu. Dan tak dinyana tak disangka. Saat perkenalan, di dalam kelompok itu ada seorang teman dari bulik saya. Beliau berkata, “Dulu saya pernah main ke tempat buliknya mbak, bulik mb teman kami dulu (sambil menunjuk rekan di sampingnya). Trus ibunya mbak dulu guru saya, sekarang jadi rekan kerja di MTs. Eh, nggak taunya mbak jadi teman di halaqoh saya. Dunia memang sempit.” Kata beliau sambil tersenyum.

Ya Allah… Subhanallah.. Memang rencana-Mu tak pernah dapat dijangkau dengan akal. Engkau eratkan kembali tali silaturahim itu. Makanya sepertinya saya mengenal wajah-wajah di hadapan saya. Tapi siapa? Saya pun masih berpikir kapan dan dimana ketemunya. Ternyata saat itu memang saya masih kecil, SD atau SMP mungkin, hehe.

Disana juga ada ustadzah TKIT, SDIT yang dulu pernah jadi pembimbing adik saya yang hampir lulus ini. Walaupun ini hanya sementara (karena nantinya akan balik lagi ke kampus), tapi semuanya jadi pelajaran berharga. Ada nasihat tersirat bahwa jangan pernah berangan-angan akan selalu berada pada ‘zona nyaman’.

Tapi yang nyenengin, setiap Liqo disini pasti ketemu sama adek-adek kecil yang lucu-lucu banget! :D Walaupun beda jauh dengan suasana lingkaran dikampus sana yang bisa dibilang masih unyu-unyu banget, ketemunya sama temen seorganisasi mungkin, bahasannya seputar kampus, wisma, dan wajihah. Maka disini saya temukan hal baru yang lebih mengarah pada dakwah secara keseluruhan.

Sehari setelah pertemuan pertama itu pun saya kembali dihadapkan pada kenyataan. Ada seseorang yang berpesan,”sesuk mbak, ojo lali bali deso mbangun deso”. Ya, mengingat banyak ‘penurunan’ yang terjadi disini karena hampir semua pemuda-pemudinya pada merantau ke kota lain. Selalu miris jika membandingkan suasana sekarang dengan saat masih kecil. Kalau pengen memutar waktu tak mungkin, yang ada harus memperbaikinya.

Darisini saya tarik kesimpulan bahwa Allah memberi saya istirahat (yang sebenarnya tidak saya inginkan) ini, salah satunya menyadarkan saya bahwa kedepan jangan pernah berharap akan terus bertahan di zona nyaman, karena lambat laun pasti akan keluar dari itu semua. Jangan pernah meninggalkan kampung halaman karena disanalah ladang amal yang harus digarap.

Kalau kata orang, “buat apa cari ilmu jauh-jauh, dapet pendidikan yang baik & layak, tapi tidak menularkan kebaikannya pada kampung halamannya.”

Saya sering dapet wejangan ini disadari atau tidak, “Besok kalau sudah sukses, jangan lupakan daerah yang sudah mendidikmu waktu kecil. Bangun daerah itu, karena itu kewajibanmu. Jangan terlena dengan suasana nyaman di daerah rantaumu itu karena disana memang sudah banyak orang-orang pinter.” Kata beliau-beliau dengan logat & bahasa jawanya.

Sungguh sangat berarti pelajaran ini, Rabbi… Memang benar, siapapun itu harus ada yang memperbaikinya. Kalau bukan saya mungkin akan digarap oleh orang lain. Tapi yang terpenting pesan itu sudah disampaikan, tinggal bagaimana sang empu menanggapinya.

Dan itulah proses kaderisasi. Jika hanya berputar pada mereka yang ‘mengerti’ saja, maka semua itu ya sama saja. Memang jika telah tumbuh benih-benih baru, harus disebar ke tempat lain yang membutuhkan kerindangannya. Disebar sesuai dengan porsi dan kebutuhan..

Sekian, 1 pertemuan yang banyak cerita, yang bakal ada cerita-cerita lain yang lebih bisa diambil pelajarannya lagi. Bismillah.. Allah… Engkau Maha Penyayang, selalu ada kejutan dan kejutan… :)

Jaga Semangat Ramadhan, Yuukk :)

Pagi semuaaa... :D
Hari ahad ini sejuk ya.. kalo di Semarang sih, hehe :)
Mumpung masih Syawal, mau 'bersih-bersih' blog, mau otak-atik..
Banyak yang udah ditulis, tapi belum dipublikasiin..
Banyak cerita dan hikmah yang bertebaran ramadhan kemarin, sebelumnya juga...
Waaa... udah lama banget rasanya nggak kayak gini, kangen jadinya berbagi cerita disini..
Bismillah, insyaAllah nggak bakal menurun kan ya semangat Ramadhannya???
Harus terus di-charge semangatnya!
Jadiin setiap harinya kita kayak ramadhan, belum tentu lho bakal diijinkan ketemu sama ramadhan lagi...
Makanya, dari sekarang ciptain sendiri iklim ramadhannya! :D
Setelah ramadhan, diisi sama puasa nyaur (kalo ada hutang puasa), trus lanjut puasa Syawal, abis itu Daud deh, atau kalo ga ya puasa Senin-Kamis, Ayyaumul Bidh lah ya.. :)

Qiyamul Lail-nya juga jangan bolong-bolong. Biasanya nih ya, kalo sekali dua kali dibangunin sama 'alarm' nya Allah tapi kitanya nggak mau bangun, misal bilang 'ah, ntar aja deh, 15 menit lagi..' percaya nggak percaya, kita bakal susah bangun pagi dan kebiasaan ramadhan kita lama-lama pupus hilang entah kemana..
Makanya kalo 'alarm'nya Allah udah bunyi tuh, segera deh baca do'a bangun tidur, trus ambil air wudhu, itu udah 2 ikatan syetan kelepas, baik lagi ditambah sama sholat malam, semua ikatannya bakal lepas deh. Syetannya kalah! :)
Di sepertiga malam terakhir, Allah turun ke langit dunia. Allah Maha Mendengar, bakal Allah dengarkan baik-baik permohonan kita.
Dan kamu tahu, kenapa orang yang sering sholat malam itu wajahnya sejuk bercahaya indah dipandang? Karena dia setia banget bercengkrama dengan Allah di saat yang lain tidur terlelap. Karena Allah transfer sinar cahaya dari 'Arsy-Nya malam itu. Siapa sih yang nggak pengen dapet cahaya dari Allah??? Makanya fastabiqul khoirot! Berlomba-lomba cepet-cepetan bangun dan 'curhat' sama Allah :)

Al-Ma'tsuratnya jugaa... Dzikir pagi-sorenya, dijagain tuh. Aneh nggak sih kalo kita minta dijaga terus sama Allah tapi kita nggak jaga setia kita pada-Nya? Dzikir itu mengingat, mengingat Allah dalam setiap aktivitas kita, wajib looh.. Allah nggak bakal minta imbalan atas semua yang telah diberikan pada kita, tapi apa kita nggak ada rasa syukurnya gitu sampai-sampai suruh dzikir aja alesannya setumpuk?

Dhuha... Dhuhaa... jangan sampai itu hanya jadi rutinitas pas ramadhan.. Ramadhan dhuhanya rajiin banget. Eh pas udah keluar dari ramadhan, rasanya udah sibuk sama perjalanan mencari nafkah yang tiada henti-hentinya. Akhi ukhti.. kita memang berikhtiar, tapi Allah lho Yang Menentukan Segalanya, hasil ikhtiar itu ada di Allah. Maka jangan lupa mintanya sama Allah, sumbernya itu Allah.. :)

Tilawah.. nih yang biasanya nyusut nggak karuan kalo udah keluar dari Ramadhan. Biasanya 2juz per hari kalo ramadhan, nyampe khatamnya sebulan 2 kali. Eh, pas ramadhan udah pergi, jadi menyusut 1 juz per harinya, trus jadi setengahnya lagi, lama-lama cuma berapa lembar atau halaman aja. Heeeii... futurnya jangan berlebihaan... emang baca satu huruf itu ada 10 pahala, yang penting baca setiap harinya. Emang batas khatam dan ukuran tak futur atau hati terjaga itu kalo khatamnya nggak lebih dari 40hari. Tapi apa salah kalo ada yang berkomentar, "Ramadhan bisa 5juz bahkan lebih per hari, itu artinya kemapuanmu bisa lebih dari 1juz per hari. Kesibukan tak bisa dijadikan alasan. Justru karena semakin sibuk itu harusnya semakin rajin juga kita ketemu sama Qur'an. Rasulullah hanya mewanti-wanti agar jangan kurang dari 3 hari khatamnya, itupun karena banyak muamalah yang harus dijalankan."

Masih banyak sih amalan-amalan lain, atur sendiri-sendiri yaa.. Tergantung kebiasaan.. Yang baik dibiasakan untuk terus dipupuk, yang nggak baik dibiasakan untuk ditinggalkan.. ^^

Yukk.. di Ramadhan, di luar Ramadhan, harusnya semangatnya sama! :) cuma saat Ramadhan memang kita dituntut lebih karena saat itu syetan-syetan sedang dibelenggu, jadi nggak ada alasan kita sedang digoda :p itu digoda sama nafsu kebiasaannya sendiri berarti, hehe. Ramadhan, di luar Ramadhan, istiqomahnya harus terus dijaga. Jangan banyak alasan! Karena lihat deh, ada ikhwan-akhwat yang amalannya bisa melebihi kita, Allah kasih waktu sama, 24 jam. Dan waktu terbuang atau nggak, waktu termanfaatkan atau nggak, itu tergantung pribadi masing-masing. Jadi, jangan buat waktu yang kita punya, waktu yang udah Allah berikan, terbuang sia-sia. Manfaatkan waktu itu dengan baik...

Istiqomah... Istiqomaah... yukk bareng-bareng.. :)

25 Juli 2013

Profile Company KAMMI FT UNDIP



KERENN... Ukhuwah itu berawal dari sini... Cinta itu berawal dari sini... Kasih sayang Allah mengalir padaku tanpa henti hingga kini, salah satunya bermula dari sini :)
Terima kasih KAMMI Teknik.. Uhibbukum fillah... ^^

09 Juli 2013

Gimana Mencintai Amanah?


Pertanyaan menggelitik yang datang padaku siang itu, “Gimana caranya biar bisa ikhlas mencintai sesuatu ya? Amanah misalnya..”
***

Simpel, tapi dalem banget maknanya. Satu masalah, tapi jika tak segera ditemukan jawabannya, ia akan menumbuhkan ranting dan cabang-cabang permasalahan baru lainnya. Pertanyaan klise, tapi butuh pemahaman beragam bagi setiap individu yang mengalaminya.

Ya, setiap orang pasti punya permasalahan yang beragam, tapi sebenarnya pokok permasalahannya sama. Tapi yang jelas, butuh jawaban yang berbeda kepada setiap orang. Kenapa? Karena setiap orang memiliki sifat dan pola pikir yang berbeda-beda. Cara menanggapi persoalan juga sangat bervariasi. Ada orang yang keras dan pengen dapet solusi yang instan, langsung ke inti jawaban. Ada orang yang sangat teliti dan perfeksionis, pengennya dapet penjelasan atas masalahnya baru diberi solusi yang tepat, dan itu harus saling berhubungan. Dan masih banyak ciri-ciri orang dalam menghadapi masalahnya.

Daann… pertanyaan menggelitik di atas sana sebenarnya simpel banget jawabannya “niat lillahi Ta’ala”.
Sesimpel itukah? Hehe, mungkin perlu dijelaskan 3 kata di atas ya. Nih, misal dari pertanyaan itu, muncul rentetan pertanyaan dan bakal ketemu jawabannya:

A: “Gimana caranya biar bisa ikhlas mencintai sesuatu ya? Amanah misalnya..”

B: “Kamu udah paham bener arti ikhlas itu apa?”
“Kalo udah, cermati gimana niat awal kamu pas dapet amanah itu. Udah sesuai dengan niatan ikhlas?”
“Lalu berpindah pada cinta, kalo emang udah ikhlas, insyaAllah semuanya bakal dilakuin demi cinta lho.. Nglakuin sesuatunya karena Allah semata. Udah bener-bener cinta?”

“Dan pahami betul makna amanah. Ia adalah bentuk sesuatu yang telah dipercayakan padamu. Dari Allah, tapi melalui wasilah (perantara) teman-temanmu. Dari musyawarah itu didapatkan namamu. Tahukah kamu bahwa di dalamnya banyak malaikat yang ikut dalam musyawarah itu?”

“Semua yang terjadi padamu bukanlah sebuah kebetulan. Semua telah dirancang Allah dalam Lauhul Mahfudz sana. Apa yang terjadi dahulu, sekarang, dan yang akan datang. Semua telah tertulis rapi! Termasuk apa perbincangan yang terjadi dalam musyawarah itu, semua atas kehendak Allah.”

“Kamu menerima atau menolak. Kamu kuat atau tidak. Kamu bertahan atau memilih mundur. Itu adalah sebuah pilihan. Dan kamu tau? Bujuk rayu syetan pun bermain disana. Pergolakan hatimu saat menentukan pilihan, ada usaha syetan untuk menggoyahkan hatimu. Tapi… itu pun sudah ada dalam rancangan-Nya.”

“Ingatkah saat Iblis memilih untuk tidak bersujud kepada Adam a.s.? Saat itu Allah menerima permintaan Iblis yang ingin merayu anak cucu Adam a.s. dan menggoyahkan hati mereka. Allah kabulkan. Tapi tidak untuk hamba Allah yang bertaqwa. Karena apapun rayuannya, jika seorang hamba dekat dengan Allah & perintah-Nya, maka ia tau mana yang haq, mana yang bathil.”

“Perlu dicatat apa yang sering terdengar, sertakan Allah dalam segala urusan. Sibuklah dalam persoalan akhirat, maka akan Allah urus persoalan duniawimu. Hei, itulah ikhlas kawan… Kamu yang menerima apa yang Allah berikan padamu, tapi dengan adanya andil Allah didalamnya, dengan doa yang terus kau panjatkan, dengan ikhtiar yang terus kau lakukan.”

“Ingatlah… Allah takkan pernah membebani seorang hamba di luar batas kemampuannya. Q.S. Al-Baqarah:286. Dan mungkin apa yang kamu suka berbeda dengan apa yang Allah suka. Maka cobalah mengerti apa sebenarnya inginnya Allah, jangan selalu menuntut apa yang kamu inginkan. Coba lihatlah dari sisi yang lain, jangan terpaku pada pandanganmu saja. Karena mungkin apa yang dilihat dengan mata jauh berbeda dengan apa yang dilihat dengan mata hati.”

“Begitukah? Ya, karena yakinlah, Allah selalu memberikan apa yang kamu butuhkan, bukan apa yang kamu inginkan. Allah tahu apa yang terbaik bagimu. Walaupun mungkin itu adalah sesuatu yang pahit bagimu. Q.S. Al-Baqarah:216.”

“Dan jangan lupakan bahwa sesuatu hal yang baik itu kadang butuh sebuah paksaan. Kadang kita harus memaksa diri untuk mencintai sesuatu yang kita benci. Tapi itu akan memberikan manfaat yang berlipat-lipat bagi diri dan lingkungan kita.”

“Yang terakhir -- mungkin takkan pernah jadi yang terakhir, karena jika disambung-sambungkan akan panjang jawabannya—Itulah hakikat sebuah ujian, kawan.. Ujian akan selalu bertingkat. Bukan hanya ujian A yang akan ada di lembar soal kita. Tapi ada B, C, D, dst yang harus kita jawab satu per satu. Dijawab bukan hanya dengan teori, tapi juga dengan sikap. Harus digarisbawahi bahwa sebelum ujian datang kita sudah dapat teorinya, baik itu lewat formal maupun non-formal. Baik itu dari bangku pendidikan maupun alam sekitar kita. Baik kita sadari atau tidak kehadirannya.”

“Mungkin rentetan pertanyaan akan hadir dalam benak kita. Tapi percayalah rentetan jawaban juga akan tertulis seiring berjalannya waktu. Saat kita dengan niatan ikhlas melalui semuanya lillahi Ta’ala.”
Ingat dan ingatlah selalu muara pertama kita, Allah. Selalu dan selalu sertakan Allah. Selalu libatkan Allah dalam setiap masalah kita. Karena Allah yang memberi ujian, maka Allah pula yang punya jalan keluar. Ceritakan pertama kepada Allah. Cari tempat dan waktu yang mustajab. Menangislah di hadapan Allah. InsyaAllah, apapun amanah kita, akan kita cintai jika kita libatkan cinta Allah di dalamnya.
27 Mei 2013.2025.=21 Juni 2013