28 April 2013

Dakwah itu..

Di sela-sela aktivitas kita, terkadang ada yang membuat jenuh, putus asa, bahkan futur..
Astaghfirullah..
Seharusnya semua itu harus dijaga dengan sebaik-baiknya..
Niatnya yang perlu untuk diluruskan kembali..
Seperti nasehat Alm. Syaikhut Tarbiyah, Ust. Rahmat Abdullah, tentang dakwah…

***

Memang seperti itu dakwah..
Dakwah adalah cinta
Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu.. 
Sampai pikiranmu
Sampai perhatianmu
Berjalan, duduk, dan tidurmu..
Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yg kau cintai.

Lagi-lagi memang seperti itu.

Dakwah..
Menyedot saripati energimu
Sampai tulang belulangmu 
Sampai daging terakhir yg menempel di tubuh rentamu
Tubuh yg luluh lantak diseret-seret.. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari..

Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah..

Beliau memang akan tua juga
Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yg diturunkan Allah..

Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz..

Dia memimpin hanya sebentar
Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung..
Tidak ada lagi orang miskin yang bisa diberi sedekah..
Tubuh mulia itu terkoyak-koyak..
Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja..
Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok..
Hanya dalam 2 tahun ia sakit parah kemudian meninggal..
Toh memang itu yang diharapkannya, mati sebagai jiwa yang tenang..

Dan di etalase akhirat kelak,

mungkin tubuh Umar bin Khathab juga terlihat tercabik-cabik
Kepalanya sampai botak
Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana..
Kurang heroik?
Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah..
luka ditikamnya seorang Khalifah yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya saat sholat..

Dakwah bukannya tidak melelahkan..

Bukannya tidak membosankan..
Dakwah bukannya tidak menyakitkan..
Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan..

Tidak…

Justru kelelahan,,
Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya,,
Setiap hari...
Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih “tragis”.

Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani…

justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana pun mereka pergi, akhirnya menjadi adaptasi...
Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah...
Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman...
Lalu terus berkobar dalam dada...

Begitu pula rasa sakit..

Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka.
Hingga “hasrat untuk mengeluh” tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik.

Begitupun Umar.

Saat Rasulullah wafat, ia histeris.
Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk.
Bukannya tidak cinta pada abu Bakar,,
Tapi saking seringnya “ditinggalkan”, hal itu sudah menjadi kewajaran.
Dan menjadi semacam tonik bagi iman..

Karena itu kamu tahu.

Pejuang yg heboh ria memamer-mamerkan amalnya adalah anak kemarin sore..
Yg takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu..
Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah..
Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya besar..
Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalinya hal itu mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar..
Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati, “ya Allah, berilah dia petunjuk… sungguh Engkau Maha Pengasih lagi maha Penyayang…"

“Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta… Mengajak kita untuk terus berlari…"


“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu..

Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu..

Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu..

Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu..

Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu..”

 

(alm. Ust Rahmat Abdullah)



Kalau iman dan syetan terus bertempur

Pada akhirnya salah satunya harus mengalah..
In memoriam Ust. Rahmat Abdullah La’allanaa fii barokatillah….
Ya Alloh, karuniakanlah kami panasnya iman yang mampu membakar ruh HAMASAH untuk terus bermujahadah dengan penuh kesabaran..
Aamiiin...

27 April 2013

Ashabul Ukhdud :)

Semilir angin pagi ini memberikan semangat tersendiri.
Bertemu dengan mereka, pancaran cahaya iman yang kuat.
Subhanallah.. Beruntung saya memasuki majelis ini..
Ditambah dengan tafsir Al-Buruj yang memberikan banyak hikmah pada kami yang mendengarkannya..
Dan kini akan saya ringkas tentang pengalaman di majelis ini, hanya sedikit, tapi semoga memberikan hikmah tersendiri bagi yang membacanya :D
***

Al-Buruj, surat Makkiyah, surat ke-85 dalam Al-Qur’an, dan termasuk ke dalam juz ‘amma/juz 30.
Pada awal suratnya, Allah SWT bersumpah dengan 3 benda, yaitu:
“Demi langit yang mempunyai gugusan bintang. Dan demi hari yang dijanjikan. Demi yang menyaksikan & yang disaksikan.” (ayat 1-3)

Ya, di atas ada 3 poin penting, 3 yang menjadi suatu keutamaan besar, bintang-hari akhir-peristiwa ashabul ukhdud (para pembuat lubang berapi).

3 ayat pertama dalam surat ini telah menjelaskan bahwa apa yang akan Allah sampaikan pada surat ini adalah sesuatu yang sangat besar, banyak hikmah, pelajaran, dan kisah yang dapat dipelajari dari surat ini.

Harusnya kita bertanya-tanya, ada apakah gerangan Allah sampai bersumpah dengan sesuatu yang kita tahu besarnya keutamaan ketiganya?

Lalu Allah jawab pada ayat ke-4-7, “Binasalah orang-orang yang membuat parit (yaitu para pembesar Najran di Yaman). Yang berapi (yang mempunyai) kayu bakar. Ketika mereka duduk di sekitarnya. Sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang mukmin.”
Disana jelas tersurat, peristiwa pembesar Najran di Yaman.

Oke, saya ceritakan sedikit tentang kisah ini. Jadi pada zaman sebelum Rasulullah diutus, ada sebuah kerajaan di Yaman, dipimpin oleh seorang raja bernama Dzu Nuwas. Disana ada seorang penyihir yang sudah sangat tua. Maka raja tersebut ingin merekrut seorang pemuda yang dapat menggantikan penyihir itu pada saatnya nanti.

Seorang pemuda itupun menaati perintah orang tuanya yang diminta oleh raja agar belajar sihir kepada Sang Penyihir di istana. Namun setiap kali perjalanan dari rumah menuju istana pemuda ini mampir ke seorang pendeta, ahli ibadah yang rumahnya di tengah-tengah rumah pemuda dengan istana.

Tapi lama-lama pemuda ini bingung, setiap kali terlambat sampai di istana, ia dipukuli oleh orang-orang yang ada di istana, sama dengan yang terjadi di rumahnya. Maka pemuda ini pun bertanya kepada sang pendeta,
“Setiap kali aku terlambat ke istana aku slalu dipukuli, dan setiap kali aku terlambat sampai rumah aku juga dihukum. Apa yang harus aku lakukan?”

Maka pendeta itupun menjawab, “Jika kamu terlambat memasuki istana, maka jelaskanlah kalau kamu ditahan karena keperluan keluargamu. Dan jika kamu terlambat sampai rumah, jelaskanlah jika kamu ditahan karena urusan istana.”

Sampai akhirnya berapa lama berselang pemuda itu menimba ilmu pada pendeta (ahli ibadah) dan penyihir, ia berpapasan dengan binatang besar di hadapannya, yang menghalangi jalannya saat perjalanan menuju ke istana. Pada saat itu pemuda berkata, “inilah saatnya aku membuktikan ilmu siapa yang benar, apakah dari pendeta atau dari penyihir.”

Pemuda itu memegang sebuah batu lalu ia berucap, “ya Allah, jika memang benar ilmu yang diberikan oleh pendeta itu benar adanya maka bunuhlah hewan raksasa ini dengan batu yang akan aku lempar.”

Dan benar, binatang raksasa itu akhirnya mati hanya karena lemparan batu seorang pemuda itu sehingga orang-orang yang akan melalui jalan itu dapat beraktivitas kembali. Saat ia kembali pada ahli ibadah, pendeta itupun berkata kepada sang pemuda, “sesungguhnya engkau telah mendapatkan kebenaran & ilmumu sudah melebihi diriku. Maka bersiaplah untuk menerima ujian yang lebih besar nantinya. Dan saat kau sudah dikenal banyak orang jangan sebutkan namaku kepada mereka.”

Setelah peristiwa itulah, pemuda ini mendapat mukjizat dari Allah SWT, ia bisa menyembuhkan orang sakit. Sampai akhirnya ada seorang keluarga raja yang saat itu menderita sakit dan meminta untuk disembuhkan. Pemuda ini pun berkata, “Sesungguhnya bukanlah aku yang dapat menyembuhkanmu, tapi Allah. Maka berimanlah kepada Allah, niscaya engkau akan diberi kesembuhan atas perantaraku.”

Setelah orang itu beriman kepada Allah, penyakitnya perlahan-lahan sembuh. Dan itu menjadi berita besar yang sampai kepada istana raja. Pemuda ‘alim itu akhirnya dipanggil raja dan ditanya darimana ia mempelajari ajaran agama itu. Saat pemuda itu tak mau menjawab, ia disiksa dan terus disiksa oleh pengawal istana. Sampai akhirnya ia menjawab bahwa yang mengajarinya adalah seorang pendeta yang sering ia kunjungi.

Pendeta itupun akhirnya ditangkap dan dibawa ke istana. Saat diminta untuk kembali kepada ajaran Yahudi, ia menolak. Akhirnya ia pun dibunuh dengan cara yang mengenaskan, yaitu dengan digergaji tubuhnya. Begitulah perlakuan terhadap mereka yang tidak mau kembali kepada ajaran Yahudi.

Namun berbeda perlakuan terhadap sang pemuda yang satu ini. Ia tidak langsung dibunuh, tapi dibawa ke suatu tempat yang jauh. Yang pertama ia dibawa ke atas gunung dan akan dijatuhkan dari atas gunung itu kalau memang tak ingin kembali pada ajaran Yahudi.

Subhanallah.. pemuda ini pun berdo’a kepada Allah SWT, “ya Allah, tolonglah hamba-Mu ini dengan cara-Mu..” dan akhirnya gunung itu bergetar sehingga pasukan yang membawanya jatuh dan mati.

Lalu yang kedua ia dibawa ke laut dan dan ditenggelamkan disana. Namun pemuda ini berdo’a kembali kepada Allah SWT, “ya Allah, tolonglah hamba-Mu ini dengan cara-Mu..” dan akhirnya pasukan yang membawanya tenggelam dan mati.

Pemuda ini selamat & akhirnya kembali ke istana sseraya berkata, “wahai raja, sesungguhnya para pengawalmu takkan bisa membunuhku. Kecuali engkau mau melakukan permintaanku.”
Raja bertanya, “apa itu?”

“Engkau bisa membunuhku jika aku diikat di sebuah pohon, lalu engkau panah aku tepat di keningku. Tapi engkau harus mengumpulkan seluruh rakyat di negerimu. Dan saat engkau lepaskan panah, katakanlah secara lantang, “Bismillah (dengan nama Allah –Tuhan pemuda ini-) aku membunuh pemuda ini.”

Tanpa pikir panjang Sang Raja segera memerintahkan pasukan untuk mengumpulkan rakyatnya dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk membunuh pemuda ini.

Dan benar, saat raja memanah pemuda ini dengan asma Allah, pemuda ini pun meninggal. Rakyat berseru heboh. Pengawal Raja mendekat pada Raja Dzu Nuwas dan memberitahukan bahwa sang Raja telah melakukan sesuatu hal yang fatal. Ia menyebut Asma Allah, itu berarti ia mengimani Tuhan pemuda yang sudah dibunuhnya.

Bergegas Sang Raja memberikan pengumuman kepada seluruh rakyatnya, “Aku ingin agar kalian bermusyawarah dan kembali kepada agama kalian sebelumnya, yaitu Yahudi. Kalau tidak, maka aku akan menyerang kalian dan tidak akan tersisa seorangpun!"

Dzu Nuwas sedang berkhayal bahwa karena kekuatannya, dengan mudah masyarakat akan  menyerah padanya. Dengan sombong ia memandang kebesaran pasukannya. Tiba-tiba para pembesar Najran mengoyak khayalannya dan berkata, "Kami tidak butuh musyawarah. Dengan kedatangan utusan Allah, masa agama Yahudi telah berakhir. Kami telah menemukan kebenaran dan siap mengorbankan jiwa dan anak-anak kami untuk mempertahankannya!"  

Saat itu juga, raja Dzu Nuwas benar-benar marah karena tidak menyangka akan mendapatkan jawaban telak seperti itu. Ia berjalan menuju ke barisan pasukannya dan berteriak seraya berkata, "Galilah lubang dan nyalakan api di dalamnya! Aku ingin berdiri menyaksikan manusia-manusia yang serius menyembah Allah!"

Kondisi kota menjadi kacau dan tidak karuan. Para pasukan Dzu Nuwas menyereti orang-orang dan memasukkannya ke dalam lubang. Selain itu orang-orang Yahudi membantu para pasukan dengan cara melaporkan identitas orang-orang Kristen kepada mereka.

Dzu Nuwas berdiri di tepi lubang sambil tertawa terbahak-bahak mengejek orang-orang Mukmin. Namun ketika ia menyaksikan sebagian orang mukmin secara sukarela masuk ke dalam kobaran api demi menyelamatkan keimanannya, Dzu Nuwas semakin marah dan memperparah siksaannya.

Dengan penuh kekejaman Dzu Nuwas telah membakar banyak orang dan membunuh sebagian yang lainnya.
Di saat itu ada seorang ibu yang menggendong anaknya yang masih bayi. Ibu itu kelihatan agak bingung dan bimbang untuk memasuki parit (lubang) api itu, namun Allah memberikan petunjuk. Anak bayi itu berkata, “Ibu, tenanglah, kita berada dalam kebenaran.” Maka ibu itupun yakin dan akhirnya ia melompat ke dalam parit itu, sehingga menjadi syahid bersama mukmin lainnya.
***

Ya, itulah sepenggal kisah. Kisah yang menceritakan tentang banyak hal dan banyak hikmah, diantaranya:
  1. Keteguhan iman seseorang, yang rela mengorbankan jiwa raganya untuk Islam (keyakinan terhadap kebenaran).
  2. Bahwa tak ada kesombongan yang nyata kecuali hanya milik Allah SWT.
  3. Jangan pernah kagum terhadap seseorang terlalu berlebihan, namun kembalikan lagi kepada Allah SWT.
  4. Allah-lah Yang Maha Berkehendak atas apapun. Diterangkan dalam ayat yang ke-9, “Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.”
  5. Dan disini Allah memperlihatkan kekejian kaum kafir terhadap kaum mukmin. Dalam ayat ke-8, “Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”
  6. Allah memberitahukan dari surat ini, bahwa kemenangan yang nyata itu adalah kemenangan akhirat, Allah akan memberikan balasan-Nya kelak di Yaumil Akhir. Diterangkan dalam ayat 10, “Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” --> balasan bagi orang kafir
Dalam ayat ke 11“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar.” --> balasan bagi orang mukmin
  1. Pertolongan Allah sesungguhnya sangatlah dekat. Ada pada penjelasan ayat-ayat berikutnya. Termasuk kisah tentang kaum Tsamud dan Fir’aun.
  2. Iman itu haruslah dipertahankan. Bila dapat dianalogikan, “menanam benih keimanan itu mudah, namun untuk memelihara & menumbuhkembangkan keimanan itulah yang sulit.”
Frekuensi iman itu naik-turun bergantung pada pelakunya. Dan ingat! Keimanan seseorang itu akan terus diuji. Tapi jangan salah.. Allah menguji itu pasti ada teori sebelum pengaplikasian, tinggal bagaimana pelakunya mengingat dan menyelesaikan ujian tersebut :)
Seperti dalam surat Al-Fajr ayat 15-16, “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku." Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku".”  Sudut pandangnya yang harus diluruskan :)

Ada cerita selanjutnya tentang Najran, Yaman. Yang akhirnya memperoleh kekalahan walaupun sebelumnya agama Yahudi kembali berkuasa di Yaman dan Dzu Nuwas merasa memperoleh kemenangan. Ternyata Allah memang Maha Berkehendak. Ada salah seorang Kristen yang melarikan diri dari kerusuhan yang terjadi di Najran dan pergi ke istana kerajaan Romawi. Ia menceritakan peristiwa pembantaian penduduk Najran yang dilakukan oleh Dzu Nuwas kepada Kaisar Romawi. Kaisar Romawi pun mengirim surat kepada raja Habasyah dan memintanya agar melakukan balas dendam atas kejahatan yang dilakukan oleh Dzu Nuwas.

Dalam waktu singkat pasukan Habasyah pergi menuju Yaman dan berhasil mengalahkan pasukan Dzu Nuwas. Yaman jatuh ke tangan Negus dan masyarakat memeluk agama baru.

Al-Quran menyebut Dzu Nuwas dan para sahabatnya sebagai Ashabul Ukhdud dan menceritakan kisah kebinasaan mereka dalam surat Buruj. Selain itu, untuk menguatkan semangat orang-orang Mukmin dan perjuangannya al-Quran menyebutkan:

"Sesungguhnya orang-orang yang menyiksa orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, itulah keberuntungan yang besar."(QS. Buruj: 10-11)

Allah memang Maha dari segala Maha. Maka selalulah meminta kepada Allah, pintalah pertolongan hanya kepada Allah, niscaya Allah-lah yang akan menolongmu. :)

25 April 2013

Man Jadda wa Jada

Malam kemarin sempat melihat acara di TVRI-Inspirasi Iman yang membahas tentang Man Jadda wa Jada (siapa yang bersunggguh-sungguh pasti akan berhasil).

Acara saat itu juga mengundang penulis buku 'Negeri 5 Menara' yaitu Ahmad Fuadi. Mau tau isinya tentang apa saja? Mari simak ringkasan berikut ini :)

"Selesaikan 1 episode kehidupan yang sudah kamu mulai! Tak ada kata untuk mundur." kata-kata yang menggetarkan hati penonton itu disampaikan oleh Bang Ahmad Fuadi.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk mencapai puncak keberhasilan itu?
ada sedikit tips yang saya ringkas dari acara menarik ini.

1. Sesuai mantranya Ahmad Fuadi dalam novelnya, "Man Jadda wa Jada"
maksimalkan usaha. Kalau ingin berhasil, maka usahanya harus berkali-kali lipat dibandingkan temen-temen lainnya. Misal yang belajar 2 jam, maka kita belajar 4 jam atau lebih dari itu hehe

2. Cari tau, apa sebenernya pengennya Allah? ^^
 Jadikan tawakkal itu dari awal usaha sampai akhir nanti, slalu mencari dan bertanya, "Apakah ini memang inginnya Allah?" belajar husnudzon kepada Allah :)

3. Ikhlas. Satu kata yang biasanya membuat diri manusia itu dilanda stress akut, hehe, gara-gara susah untuk merealisasikan dalam kehidupan nyata..

4. Jaga birrul walidain. Ingat, do'a orang tua itu akan slalu didengar Allah SWT.
So, jangan putus komunikasi dengan orang tua.

5. Sabar.
kalau yang bang Ahmad Fuadi bilang, "usaha untuk menuju pada keberhasilan itu ada jaraknya, maka kekosongan itulah yang harus kita isi dengan sabar, sabar, dan tawakal."

6. Nah ini nih, sebelum ke tips-tips yang selanjutnya, cek dulu niatnya, perbarui niat, itu kuncinya! :D
kita berjalan bukan hanya karena ikut-ikutan, tapi tau tujuannya apa.

7. Menyerah atau terus mencoba?
tidak ada kata gagal dalam kamus orang sukses.
Yakin..yakin akan janji Allah dan memang yakin itu terkadang harus dipaksa.
Berusahalah slalu untuk mencari apa dan dimana sebenarnya passion kita?
Jika memang tidak sesuai, maka datangi ahlinya, tanyakan solusinya.
Ingat, selesaikan 1 episode ini! hehe

8. Punya teladan.
ya, uswatun hasanah. Coba cari siapa sebenarnya idola kita, uswah kita.
Setelah itu cari tau bagaimana perjalanan hidupnya, karena kesuksesan dan keberhasilan takkan pernah sim salabim muncul ke permukaan.
Pasti ada lika-liku disana, dan itu yang harus dipelajari :)

9. Punya catatan harian tersendiri tentang perjalanan hidup kita.
buat apa? itu penting buat mengerti hikmah yang Allah selipkan diantara peristiwa-peristiwa yang ada ^^

10. Tanamkan dalam hati, keyakinan pertama: Akhirat!
Jangan pernah ada kata puas untuk akhirat.

Maka yang harus slalu diingat, kuncinya, "usaha, do'a, sabar, tawakkal, & husnudzon pada Allah"
insyaAllah, kun fayakun! Allah jadikan mimpi kita kenyataan.

oya, bicara tentang mimpi, Bang Ahmad Fuadi ngasi 4 poin
a. Kita harus punya cita-cita, harapan, dan impian yang besar! Yakin Allah Maha Mendengar :)
b. Bela terus impian itu dengan semangat dan keikhlasan
c. Kalau gagal, kuncinya sabaar :)
d. Jalan aja terus, insyaAllah akan sampai pada tujuan ^^

Yang penting "khoirunnas anfa'uhum linnas.." Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain.
dan tanda-tanda keberhasilan itu adalah adanya 'Ketenangan Hati'

Semoga tulisan yang sedikit ini dapat bermanfaat. Terus belajar, belajar, dan belajar. Jangan lupa berusaha! :)
Jadikan mimpi itu menjadi kenyataan!

Semangat! :D

23 April 2013

Amanah itu Rezeki

"amanah itu rezeki ukhti.."

Jleebb.. langsung nusuk ke ulu hati tuh kayaknya..

lalu saat kau bertanya, amanah apa itu?
maka jawabannya,
"semua yang kamu terima di dunia ini adalah amanah. semuanya. bukan yang keliatan di mata atau pandangan orang aja."
#eh, terus contohnya apa dong kalo gitu???

"ibadah, rizki, kesehatan, keceriaan, kesedihan, kebahagiaan, bahkan ujian yang Allah beri yang sangat menyakitkan buat diri kita itu termasuk amanah."

oya? wah berat banget ya?
tapi sekarang entah kenapa lagi sensi sama yang namanya amanah -_-"
apalagi amanah pertama kali kesini
yang terlihat juga oleh pandangan banyak orang

Hmm...
Diinget-inget deh, tujuan kesini pertama kali buat ngapain?
kuatkan hatinya dulu ukhti..
kuatkan azzamnya..
belajarlah mencintai dengan sepenuh hati
maka nantinya semua dapat terselesaikan dengan baik :)

Oya, nih pegangan jangan dilupain dong ukhti..
hadirkan Allah..
buat apa sih kita disini kalo bukan buat cari ridhonya Allah
buat apa kita capek-capek jalan sana-sini kalo sebenernya ga ada tujuannya sama sekali

Yuuk.. perbarui niatnya lagi :)
yakin Allah masih membersamai, insyaAllah
yang penting cek frekuensi cintanya dulu deh ke Yang Maha Cinta
udah sama belum dengan hari kemarin?
atau malah udah nambah? :) #alhamdulillah
atau turun drastis kayak terjun bebas ke jurang? --__--" #jangansampekejadian

InsyaAllah tolabul 'ilmy kamu buat keuntungan diri sendiri juga kok :D
Biarkan yang lain berkata
kamu punya kata-kata juga dong ^_^

Kemauan keras itu harus dipelihara ukhti..
kemarin-kemarin tak nampak karena kamu belum memerlukannya
tapi sekaranglah saatnya!
Keras kepala itu perlu juga untuk mempertahankan prinsip kita..

Tunjukkan pada mereka yang memandang sinis kepadamu
bahwa kamu bisa lebih dari mereka!
kamu bisa melakukan lebih dari yang mereka kira!

Buang rasa ragu-ragu itu, karena yang ragu-ragu datangnya dari syaithon
insyaAllah setiap permasalahan ada solusinya lah
kan yang ngasi masalah Allah..
yang ngrancang hidupmu Allah..
maka sekarang jangan lupa sama Allah..
soalnya yang punya solusi dari masalah berarti Allah juga kan? :)

Inget Ukhti..
Amanah itu tergantung 'pembawa'nya
Gimana, kemana, mau diapain, dan hasilnya kayak gimana itu ya tergantung 'pembawa'nya


Bisa jadi amanah ngasi kenikmatan yang tambah banyak
sehingga kamu mengucap "Alhamdulillah"
Bisa saja amanah itu menjelma jadi cahaya yang terang benderang
sehingga kamu mengucap "Subhanallah"
Bisa jadi amanah itupun menjadi suatu kesalahan
yang sampai kamu berucap "Astaghfirullahal'adzim"
dan amanah itu bisa saja menjadi musibah
akhirnya kamu mengucap "Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.."

Ya, sekali lagi, amanah itu tergantung pada 'pembawa'nya.
Maka bawalah amanah itu sebaik mungkin :D


#muhasabah

22 April 2013

Kuatlah lalu Tersenyumlah ^^

Menulislah..
karena itu sebuah kebutuhan
ia yang bisa melegakan, menguatkan, bahkan menjadi lembaran-lembaran yang berarti untuk kedepannya

Menangislah saat ingin menangis
tumpahkan semuanya yang ada di dalam hati
karena Allah memang menciptakan air mata untuk itu..

Tersenyumlah
karena ia akan menguatkanmu
kau tahu? Penghuni langit dan bumi seluruhnya sedang menyambutmu, maka tersenyumlah.. :)

Kuatlah engkau dengan senyummu
karena Allah-lah yang akan menguatkanmu
jangan mudah putus asa, karena Allah tak suka mereka yang gampang menyerah..
"Allah lebih mencintai muslim yang kuat daripada yang lemah"

Seberat apapun bebanmu, itu belum seberapa bila dibandingkan para pendahulumu..

Sebesar apapun bebanmu, itu belum sebesar ujian baginda Rasul kita..

Kuatlah..
karena Allah takkan memberikan cobaan bagi seorang hamba, kecuali sebatas kemampuan hamba-Nya..
Kuatlah..
karena ini baru kerikil yang menghalangi jalanmu ke tujuan..
ini belum sebongkah batu besar ataupun gunung yang sangat sulit kau pindahkan..
Kuatlah..
karena disini banyak saudara-saudari yang akan meringankan beban dari pundakmu..

Kuatlah lalu tersenyumlah..
karena Allah sedang mempersiapkan hadiah untukmu beberapa waktu kedepan yang kau tak pernah tahu apa isi dari hadiah itu..
Tersenyumlah..
karena yakinlah, banyak malaikat yang sedang mendo'akanmu saat ini..
dan berdo'alah..
karena Allah akan slalu mendengar do'amu, Dialah yang Maha Pendengar
dan malaikat-malaikat pun mengaminkan do'a-do'amu..
insyaAllah.. ^_^

19 April 2013

Arti Sebuah Pertemuan



Bismillah…

Pertemuan itu indah ya kawan… ^_^

Tapi biasanya ‘pertemuan’ itulah yg terlupa, bagaimana bisa bertemu, kapan, dan dimana, serta kok bisa sampai ‘saat ini’ ? itulah berbagai rentetan pertanyaan yang biasanya terlontar. Pertemanan, persahabatan, tak bisa dinyana dan disangka. Mungkin yang dulunya kita kira dia adalah sahabat, ternyata tak pernah sejalan dengan kita, pikirannya juga tak searah, dan akhirnya saling menjauh. Kadang…kadangkala terjadi peristiwa seperti itu dan mungkin sering dialami.

Namun biasanya orang yang tak kita sangka akan sejalan dengan kita, dialah yang ternyata mengerti, memahami, dan menemani kita. Jalan yang Allah gambarkan untuk kita itu tak bisa kita tentukan. Tapi raba-lah jalan-jalan yang telah Allah siapkan itu.

Karena jalan yang Allah design itu lebih indah dari yang kita bayangkan. ^_^

Dan aku bersyukur memiliki teman, sahabat, seperti yang aku dapat saat ini.

Ya Allah… Terima kasih… ^_^