01 Januari 2014

Amanah

Oleh:
Mbak Nurul
1 Januari 2014

Alhamdulillah sekarang kita berada di lingkaran yang dirindukan.
InsyaAllah dalam aktivitas dakwah, karena di majelis ini akan ada penentuan penerus estafet Ketua Annisa yang baru.
Dan lebih dari itu, disini adalah agenda silaturahim antar forum angkatan.
--Alhamdulillah saya datang di saat yang tepat, saat pembukaan materinya :)--
***

Amanah adalah sebuah kepercayaan.
Amanah berasal dari kata 'Aman' yang berarti tentram. Yang berarti tidak ada rasa khawatir sedikitpun ketika menerimanya.
Amanah adalah perilaku atau tindakan yang tumbuh dari dalam jiwa. Amanah berarti menjaga diri dari hak-hak yang ada. Amanah adalah menunaikan kewajiban walaupun ada kesempatan untuk meninggalkan atau menggunakan hak-haknya, namun tidak diambil kesempatan tersebut.

Contohnya adalah Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Beliau yang sangat rapi dalam memanajemen aktivitasnya sedemikian rupa. Pandai memilah antara mana kepentingan ummat dan kepentingan pribadi.
Dan beliau tak pernah mengambil kesempatan untuk sekedar beristirahat atau menyibukkan diri dengan kepentingan pribadinya. Subhanallah..

Sudahkah kita seperti beliau? :)

Amanah juga sebuah fasilitas. Fasilitas dari Allah untuk hamba-Nya. Fasilitas yang akan terus mengasah kemampuan dan kualitas diri menjadi yang lebih baik.

Kisah Hudzaifah Ibnul Yaman menjadi pelajaran tersendiri.
Saat Hudzaifah pada suatu malam mengikuti sholat malam Rasulullah SAW. Pertama membaca surat Al-Fatihah, lalu dilanjut dengan surat Al-Baqarah.
Dalam batin Hudzaifah, mungkin Rasulullah akan berhenti pada ayat ke-100.
Tapi ternyata, surat Al-Baqarah masih berlanjut. Sampai akhirnya berlanjut ke surat Ali-Imron, lalu dilanjutkan pula surat An-Nisa'.
Saat ruku' pun hampir sama lamanya dengan saat berdirinya Rasulullah di rakaat tadi, hanya sedikit lebih pendek. Sedikit saja.

Bisa dibayangkan, berapa lama Rasulullah berdiri dan berapa lama Rasulullah ruku'.
Bisa saja Hudzaifah memilih untuk meninggalkan shalat bersama Rasulullah, namun ia tidak memilihnya.
Hudzaifah lebih memilih untuk melanjutkan shalatnya mengikuti Rasulullah.

Memang seperti itulah hakikat sebuah amanah.
Hanya Allah yang tahu kemampuan maksimal, Allah yang tahu seberapa lapangnya hati dan sampai mana kesabaran yang Allah beri pada hamba-hamba-Nya.

Dari tadhrib (latihan) tadi, tercatat bahwa sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman menjadi seorang yang paling kuat dalam hal ibadah.
Karena selelah-lelahnya kita dalam beramal, Allah tak akan pernah lelah untuk mencatat amal-amal kita.

Amal sejatinya mendatangkan kesenangan dan kebahagiaan.
Maka ketika seorang hamba merasa lelah, merasa capek dengan segala amanah yang dipercayakan kepadanya, maka segeralah periksa amal-amalnya, karena pasti ada yang catat dalam setiap amalnya.

Maka, beramanahlah dengan sebaik-baiknya, karena amanah adalah rezeki yang akan mengikat amal-amal kebaikan dan yang pasti akan menjadi sebuah kesempatan untuk mendapatkan rahmat Allah SWT.

Terakhir
"Kebanyakan orang tidak peka terhadap amal,
Kebanyakan orang mengeluh karena amal,
Kebanyakan orang terbebani karena amal di sekitarnya,
bahkan kebanyakan orang berbahagia karena ditinggal amal.

Tapi sungguh, Allah mencintai orang-orang yang ia sensitif terhadap amal,
peka dalam melihat peluang amal,
bersegera mengambil amal,
bersungguh-sungguh mengerjakan amal,
dan berbahagia dalam amal-amalnya..

Namun itu hanya sedikit orang yang bisa melakukannya,
dan dari yang sedikit itu, semoga kita termasuk di dalamnya.. Aamiin.."

Semoga bermanfaat.. Hanya berusaha menyebarkan kebaikan diantara kebaikan-kebaikan yang ada..
Amanah? Semoga kita termasuk orang orang yang amanah dalam menjalankan amanah.. :)

Tidak ada komentar: