25 Juli 2013

Profile Company KAMMI FT UNDIP



KERENN... Ukhuwah itu berawal dari sini... Cinta itu berawal dari sini... Kasih sayang Allah mengalir padaku tanpa henti hingga kini, salah satunya bermula dari sini :)
Terima kasih KAMMI Teknik.. Uhibbukum fillah... ^^

09 Juli 2013

Gimana Mencintai Amanah?


Pertanyaan menggelitik yang datang padaku siang itu, “Gimana caranya biar bisa ikhlas mencintai sesuatu ya? Amanah misalnya..”
***

Simpel, tapi dalem banget maknanya. Satu masalah, tapi jika tak segera ditemukan jawabannya, ia akan menumbuhkan ranting dan cabang-cabang permasalahan baru lainnya. Pertanyaan klise, tapi butuh pemahaman beragam bagi setiap individu yang mengalaminya.

Ya, setiap orang pasti punya permasalahan yang beragam, tapi sebenarnya pokok permasalahannya sama. Tapi yang jelas, butuh jawaban yang berbeda kepada setiap orang. Kenapa? Karena setiap orang memiliki sifat dan pola pikir yang berbeda-beda. Cara menanggapi persoalan juga sangat bervariasi. Ada orang yang keras dan pengen dapet solusi yang instan, langsung ke inti jawaban. Ada orang yang sangat teliti dan perfeksionis, pengennya dapet penjelasan atas masalahnya baru diberi solusi yang tepat, dan itu harus saling berhubungan. Dan masih banyak ciri-ciri orang dalam menghadapi masalahnya.

Daann… pertanyaan menggelitik di atas sana sebenarnya simpel banget jawabannya “niat lillahi Ta’ala”.
Sesimpel itukah? Hehe, mungkin perlu dijelaskan 3 kata di atas ya. Nih, misal dari pertanyaan itu, muncul rentetan pertanyaan dan bakal ketemu jawabannya:

A: “Gimana caranya biar bisa ikhlas mencintai sesuatu ya? Amanah misalnya..”

B: “Kamu udah paham bener arti ikhlas itu apa?”
“Kalo udah, cermati gimana niat awal kamu pas dapet amanah itu. Udah sesuai dengan niatan ikhlas?”
“Lalu berpindah pada cinta, kalo emang udah ikhlas, insyaAllah semuanya bakal dilakuin demi cinta lho.. Nglakuin sesuatunya karena Allah semata. Udah bener-bener cinta?”

“Dan pahami betul makna amanah. Ia adalah bentuk sesuatu yang telah dipercayakan padamu. Dari Allah, tapi melalui wasilah (perantara) teman-temanmu. Dari musyawarah itu didapatkan namamu. Tahukah kamu bahwa di dalamnya banyak malaikat yang ikut dalam musyawarah itu?”

“Semua yang terjadi padamu bukanlah sebuah kebetulan. Semua telah dirancang Allah dalam Lauhul Mahfudz sana. Apa yang terjadi dahulu, sekarang, dan yang akan datang. Semua telah tertulis rapi! Termasuk apa perbincangan yang terjadi dalam musyawarah itu, semua atas kehendak Allah.”

“Kamu menerima atau menolak. Kamu kuat atau tidak. Kamu bertahan atau memilih mundur. Itu adalah sebuah pilihan. Dan kamu tau? Bujuk rayu syetan pun bermain disana. Pergolakan hatimu saat menentukan pilihan, ada usaha syetan untuk menggoyahkan hatimu. Tapi… itu pun sudah ada dalam rancangan-Nya.”

“Ingatkah saat Iblis memilih untuk tidak bersujud kepada Adam a.s.? Saat itu Allah menerima permintaan Iblis yang ingin merayu anak cucu Adam a.s. dan menggoyahkan hati mereka. Allah kabulkan. Tapi tidak untuk hamba Allah yang bertaqwa. Karena apapun rayuannya, jika seorang hamba dekat dengan Allah & perintah-Nya, maka ia tau mana yang haq, mana yang bathil.”

“Perlu dicatat apa yang sering terdengar, sertakan Allah dalam segala urusan. Sibuklah dalam persoalan akhirat, maka akan Allah urus persoalan duniawimu. Hei, itulah ikhlas kawan… Kamu yang menerima apa yang Allah berikan padamu, tapi dengan adanya andil Allah didalamnya, dengan doa yang terus kau panjatkan, dengan ikhtiar yang terus kau lakukan.”

“Ingatlah… Allah takkan pernah membebani seorang hamba di luar batas kemampuannya. Q.S. Al-Baqarah:286. Dan mungkin apa yang kamu suka berbeda dengan apa yang Allah suka. Maka cobalah mengerti apa sebenarnya inginnya Allah, jangan selalu menuntut apa yang kamu inginkan. Coba lihatlah dari sisi yang lain, jangan terpaku pada pandanganmu saja. Karena mungkin apa yang dilihat dengan mata jauh berbeda dengan apa yang dilihat dengan mata hati.”

“Begitukah? Ya, karena yakinlah, Allah selalu memberikan apa yang kamu butuhkan, bukan apa yang kamu inginkan. Allah tahu apa yang terbaik bagimu. Walaupun mungkin itu adalah sesuatu yang pahit bagimu. Q.S. Al-Baqarah:216.”

“Dan jangan lupakan bahwa sesuatu hal yang baik itu kadang butuh sebuah paksaan. Kadang kita harus memaksa diri untuk mencintai sesuatu yang kita benci. Tapi itu akan memberikan manfaat yang berlipat-lipat bagi diri dan lingkungan kita.”

“Yang terakhir -- mungkin takkan pernah jadi yang terakhir, karena jika disambung-sambungkan akan panjang jawabannya—Itulah hakikat sebuah ujian, kawan.. Ujian akan selalu bertingkat. Bukan hanya ujian A yang akan ada di lembar soal kita. Tapi ada B, C, D, dst yang harus kita jawab satu per satu. Dijawab bukan hanya dengan teori, tapi juga dengan sikap. Harus digarisbawahi bahwa sebelum ujian datang kita sudah dapat teorinya, baik itu lewat formal maupun non-formal. Baik itu dari bangku pendidikan maupun alam sekitar kita. Baik kita sadari atau tidak kehadirannya.”

“Mungkin rentetan pertanyaan akan hadir dalam benak kita. Tapi percayalah rentetan jawaban juga akan tertulis seiring berjalannya waktu. Saat kita dengan niatan ikhlas melalui semuanya lillahi Ta’ala.”
Ingat dan ingatlah selalu muara pertama kita, Allah. Selalu dan selalu sertakan Allah. Selalu libatkan Allah dalam setiap masalah kita. Karena Allah yang memberi ujian, maka Allah pula yang punya jalan keluar. Ceritakan pertama kepada Allah. Cari tempat dan waktu yang mustajab. Menangislah di hadapan Allah. InsyaAllah, apapun amanah kita, akan kita cintai jika kita libatkan cinta Allah di dalamnya.
27 Mei 2013.2025.=21 Juni 2013