20 Desember 2015

Sistem Pendidikan Terbaik

Oleh: Muhammad Husnan



Sekitar Empat tahun yang lalu tepatnya di awal Ramadhan 1433 H Saya mengikuti kuliah subuh di Masjid dekat rumah. Ustadz yang berceramah menceritakan kisah nyata dari seorang rektor salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia yang sedang mencari sistem pendidikan terbaik yang dapat menghasilkan dan mencetak generasi yang cerdas, bermartabat dan bisa bermanfaat bagi bangsa dan agama.

Untuk mencari sistem pendidikan terbaik, rektor tersebut pergi ke Timur Tengah untuk meminta nasihat dari seorang ulama terkemuka di sana. Ketika bertemu dengan ulama yang ingin ditemuinya, lalu dia menyampaikan maksudnya untuk meminta saran bagaimana menciptakan sistem pendidikan terbaik untuk kampus yang dipimpinnya saat ini.

Sebelum menjawab pertanyaan dari rektor, ulama tersebut bertanya bagaimana sistem pendidikan saat ini di Indonesia mulai dari tingkat bawah sampai paling atas?

Rektor menjawab, "paling bawah mulai dari SD selama 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, D3 3 tahun atau S1 4 tahun, S2 sekitar 1.5 - 2 tahun, dan setelah itu S3 untuk yang paling tinggi.

Jadi untuk sampai S2 saja butuh waktu sekitar 18 tahun ya? Tanya Sang Ulama.
Iya, jawab rektor tersebut.

Lalu bagaimana jika hanya lulus sampai di SD saja selama 6 tahun, pekerjaan apa yang akan bisa didapat? Tanya kembali Sang Ulama.

Kalau hanya SD paling hanya buruh lepas atau tukang sapu jalanan, tukang kebun dan pekerjaan sejenisnya. Tidak ada pekerjaan yang bisa diharapkan jika hanya lulus SD di negeri Kami. Jawab si rektor.

Jika Lulus SMP bagaimana?
Untuk SMP mungkin jadi office boy (OB) atau cleaning service, jawab kembali si rektor. Kalau SMA bagaimana?

Kalau lulus SMA masih agak mending pekerjaan nya di negeri Kami, bisa sebagai operator di perusahaan-perusahaan, lanjut si rektor.

Kalau lulus D3 atau S1 bagaimana? Bertanya kembali Sang Ulama. Klo lulus D3 atau S1 bisa sebagai staff di kantor dan S2 bisa langsung jadi manager di sebuah perusahaan, kata si rektor.

Berarti untuk mendapatkan pekerjaan yang enak di negeri Anda minimal harus lulus D3/S1 atau menempuh pendidikan selama kurang lebih 15-16 tahun ya? Tanya kembali sang Ulama. Iya betul, jawab si rektor.

Sekarang coba bandingkan dengan pendidikan yang Islam ajarkan. Misal selama 6 tahun pertama (SD) hanya mempelajari dan menghapal Al-Qur'an, apakah bisa hapal 30 juz? Tanya Sang Ulama. Inshaa Alloh bisa, jawab si rektor dengan yakin. Apakah ada hafidz Qur'an di negeri Anda yang bekerja sebagai buruh lepas atau tukang sapu seperti yang Anda sebutkan tadi untuk orang yang hanya Lulus SD? Kembali tanya Sang Ulama. Tidak ada, jawab si rektor.

Jika dilanjut 3 tahun berikutnya mempelajari dan menghapal hadis apakah bisa menghapal ratusan hadis selama 3 tahun? Bisa, jawab si rektor. Apakah ada di negara Anda orang yang hapal Al-Qur'an 30 juz dan ratusan hadis menjadi OB atau cleaning service? Tidak ada, jawab kembali si rektor.

Lanjut 3 tahun setelah itu mempelajari tafsir Al-Qur'an, apakah ada di negara Anda orang yang hafidz Qur'an, hapal hadis dan bisa menguasai tafsir yang kerjanya sebagai operator di pabrik? Tanya kembali ulama tersebut. Tidak ada, jawab si rektor. Rektor tersebut mengangguk mulai mengerti maksud sang ulama.

Anda mulai paham maksud Saya? Ya, jawab si rektor.
Berapa lama pelajaran agama yang diberikan dalam seminggu? Kurang lebih 2-3 jam, jawab si rektor.

Sang ulama melanjutkan pesannya kepada si rektor, jika Anda ingin mencetak generasi yang cerdas, bermartabat, bermanfaat bagi bangsa dan agama, serta mendapatkan pekerjaan yang layak setelah lulus nanti, Anda harus merubah sistem pendidikan Anda dari orientasi dunia menjadi mengutamakan orientasi akhirat karena jika Kita berfokus pada akhirat inshaa Alloh dunia akan didapat. Tapi jika sistem pendidikan Anda hanya berorientasi pada dunia, maka dunia dan akhirat belum tentu akan didapat.

Pelajari Al-Qur'an karena orang yang mempelajari Al-Qur'an, Alloh akan meninggikan derajat orang tersebut di mata hamba-hambaNya. Itulah sebabnya Anda tidak akan menemukan orang yang hafidz Qur'an di negara Anda atau di negara manapun yang berprofesi sebagai tukang sapu atau buruh lepas walaupun orang tersebut tidak belajar sampai ke jenjang pendidikan yang tinggi karena Alloh yang memberikan pekerjaan langsung untuk para hafidz Qur'an. Hafidz Qur'an adalah salah satu karyawan Alloh dan Alloh sayang sama mereka dan akan menggajinya lewat cara-cara yang menakjubkan. Tidak perlu gaji bulanan tapi hidup berkecukupan.

Itulah pesan Sang Ulama kepada rektor tersebut. Mari kita didik diri dan keluarga kita agar senantiasa selalu membaca, mempelajari, dan menghapal Al-Qur'an agar hidup kita dimudahkan dan berkecukupan. Totalitas menjadi karyawan Alloh bukan hanya karyawan dari seorang manusia.

Semoga bermanfaat.
Silahkan di share agar semakin banyak yang terinspirasi untuk mempelajari dan menghafal Al-Qur'an

#CoPas

19 Desember 2015

Tafsir Q.S. Al-Mukminun: 1-11


Kajian Tafsir 

19 Desember 2015
Oleh: Ustadz Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc., Al-Hafidz

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Standar Sukses Bagi Manusia Yang Beriman
Tafsir Q.S. Al-Mu'minun: 1-11

1. Shalat yang khusyu' (dalam kualitasnya)
Harus terpola dalam pikiran kita, bahwa shalat harus identik dengan kekhusyu'an.
Apa saja yang harus dilakukan agar bisa khusyu':

  • Apabila manusia berbahagia dengan amal shalihnya.
Diriwayatkan dalam hadits: "Barangsiapa yang merasa berbahagia dengan amal shalihnya maka dia benar2 beriman."

Bahagia mencakup 3 kondisi: sebelum, saat, dan sesudah melakukan amal shalih.
Ada ibadah yang disebut At-Tabkiir; yaitu ibadah dalam bentuk bersiap-siap shalat. Orang seperti ini bahagia, menyongsong satu kegiatan yang membahagiakannya.
Siapa yang menunggu shalat wajib di masjid, maka masa menunggunya dinilai sbg ibadah shalat. Jadi dengan menunggu, otomatis jiwanya teradaptasi dengan berdzikir kepada Allah SWT.

  • Terlepas dari seluruh kegiatan sebelum shalatnya.

Istilah "takbir al ihram" adalah memutus semua kegiatan. Tidak hanya zhahir, tapi juga bathin. 10 menit ini milik Allah sepenuhnya.

  • Fokus terhadap semua yang diucapkan saat sholat.
  • Timbulnya perasaan semacam sedih akan berpisah. 

Ibarat manusia yang ingin berpisah dengan orang yang dicintainya.
Kalau bukan krn Allah, tidak mungkin diri ini bisa shalat seperti ini.
  • Ia tidak merasa bahwa dirinya paling hebat. 
Begitu selesai shalat, kalimat pertama yang terucap adalah Istighfar; Dzikir dan shalat sunnah (utk menambal kekurangan dlm pelaksanaan shalat wajib)
  • Kualitas dzikir manusia itu saat di luar shalat.
Jika sepanjang hari banyak melakukan ketaatan maka akan lebih mudah.
Example: Puasa, Tilawah.
Berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang banyak, karena punya pengaruh dengan shalat khusyu'

2⃣. Jauh dari kegiatan yang tidak bernilai (laghwu).
Laghwu: 
1. Kegiatan yang mengandung maksiat (paling berat bobot laghwu-nya).
2. Kegiatan yang terlalu banyak dalam urusan mubah.
Dalam hadits dikatakan: Laghwu bisa berubah menjadi ketaatan ketika diniatkan utk kebaikan.
Misalnya:

🔺Dalam rangka merehatkan jiwa
Example: Nonton TV-> laghwu; bisa jadi hilang laghwu-nya ketika diniatkan sebagai selingan. Misalkan setelah tilawah 2 juz, membantu orang lain, dan lain-lain.

Sa'atan ba'da Sa'ah yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk merehatkan jiwa setelah melakukan kebaikan, maka kegiatan tersebut tidak menjadi laghwu.

🔺Kegiatan itu punya manfaat untuk ketahanan keluarga.
Example:
-Seorang ibu yang sekian jam bermain dengan anaknya; yang akan menambah keakraban antara diri dengan anaknya.
-Seorang istri bersama suami atau sebaliknya.
Mengobrol, mengantar istri ke pasar; maka itu adalah kegiatan yang bernilai.

3⃣ Menunaikan zakat


4⃣ Selalu menjaga kehormatannya (tidak berzina) kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. 
Example: 
Poligami masih menjadi sesuatu yang tercela di masyarakat. Terlepas dari masyarakat yang belum siap dalam urusan poligami; jangan sampai orang yang poligami dicitrakan dengan citra yang tercela.
Tapi terhadap orang yang berzina, tidak dicela.
Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

5⃣ Memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. 
Dalam bab Muamalah
Example: Meminjam uang, setelah pinjam pura2 lupa; maka ia termasuk orang yang kehilangan sifat ra'un.
Islam sangat menekankan untuk menghormati hak orang lain.
Dalam Al-Quran surat An-Nuur ayat 61; didikan ayat ini hendaklah orang beriman terhadap ayat ini harus ra'un. Tujuannya: agar hubungan orang beriman dengan keluarganya terjaga.

6⃣ Menjaga shalatnya (dalam pelaksanaannya)🔺Selalu -> sepanjang hidup
🔺Menjaga waktunya: Terbiasa tepat waktu / tidak terbiasa menunda-nunda.
Salah satu rahmat Allah terhadap orang yang 'Yuhafidzun'(menjaga) adalah ketika suatu saat ia berhalangan, maka ia tetap dinilai Yuhafidzun.
example: Selalu tepat waktu, tapi karena perjalanan menjadi mundur waktu shalatnya, maka ia dinilai sebagai yuhafidzun.
Wallahu A'lam Bishshawab

15 Desember 2015

kangen :)

Tak banyak kata yang ingin terucap, kecuali kata ini..
Ya Allah... Engkau memang menjadikan masa lalu itu sangat berarti, agar kami dapat belajar menghargai waktu. Bagaimanapun kusamnya masa lalu,,tetaplah ia sangat berarti. Bagaimanapun sebel dan keselnya dengan seseorang saat itu, ketika Engkau pisahkan kami dalam jarak yang jauh, maka akan timbul rasa itu..

kangen...

Ya,, rasa itu begitu kuaat. kangen,, rinduu.. dengan segalanya yang terjadi di waktu yang lalu.

Rindu akan segala canda tawa, tangis, marah, kesal, sebel pada saat itu.

Dan biasanya, kami baru sadar waktu tak dapat diulang kembali ya di saat-saat seperti ini. ketika jarak semakin jauh, waktu kami selalu berbeda jika berencana untuk bertemu sebentar saja, dan ternyataa, akhirnya hanya dapat bertemu di dunia maya saja.

Ah... memang penyesalan selalu di akhir.

Maka seharusnya,, jadikan waktu yang ada sekarang menjadi waktu-waktu yang istimewa, waktu-waktu yang berarti.

Untuk siapapun itu, mereka yang dekat maupun yang jauh.

karena kita tak pernah tahu, apakah yang menjadi sebab kita masuk ke dalam surga-Nya. Maupun siapa saja yang menjadi wasilah kita masuk ke dalamnya.

Waktu... Jarak..

Allah memang menciptakan jarak agar hamba-Nya mengerti betapa bermaknanya waktu dan kesempatan yang kita miliki sekarang :)

16 November 2015

Akibat Tidak Serius Melakukan Tilawah

Sebuah catatan sang guru
AKIBAT TIDAK SERIUS MELAKUKAN TILAWAH
Ust : Abdul Aziz Abdur Rauf,Lc

Sedikitnya BAROKAH DAKWAH atau AMAL JIHADI kita menjadi indikasi lemahnya hubungan kita sebagai jundi kepada ALLAH SWT.
Boleh jadi BANYAK PRODUKTIVITAS DAKWAH DAN AMAL JIHADI, tetapi semua keberhasilan itu justru dikhawatirkan berdampak pada hal-hal yang tidak kita inginkan.
Kemungkinan lainnya -bahkan lebih besar- adalah tertundanya PERTOLONGAN ALLAH SWT dalam AMAL JIHADI kita.
Jika Jihad Salafush Shalih saja tertunda kemenangannya hanya karena meninggalkan sunah bersiwak, apalagi jika meninggalkan amal yang bobotnya jauh lebih besar dari itu? Oleh karena itu, interaksi dengan AL QUR'AN selalu disinggung dalam ayat-ayat jihad,seperti di surat Al Anfal dan Al Qital (Muhammad)
Semakin jauhnya ASHSHALAH (orisinalitas) dakwah.
Sejak awal dakwah ini dikumandangkan, semangatnya adalah DAKWAH BIL QUR'AN, jika interaksi kita sendiri bersama Al Qur'an sangat lemah, bahkan tidak mencapai tingkat interaksi yang minim seperti sekedar tilawah 1 Juz per-hari ?
Semakin jauh dakwah yang memiliki JAWWUL 'ILMI (nuansa ilmu)
Padahal Hakekat Dakwah adalah meningkatkan kualitas keilmuan umat yang sumber utamanya AL QUR'AN.

Minimnya pengetahuan Al Qur'an kita akan berdampak pada lemahnya bobot ilmu dinniyah kita.
Seandainya setiap kita BER-ILTIZAM dengan manhaj tarbiyyah yang sudah ada pasti kita akan mendapati potret Harokah Dakwah yang jauh lebih cantik dan lebih ilmiah.

Semakin jauhnya dakwah dari shalatul manhaj.
Bacalah semua kitab yang menjelaskan dakwah ini, wa-bil-khusus Majmu'atur-Rasail, Pasti kita dapatkan begitu kentalnya dakwah ini memberi perhatian pada INTERAKSI BERSAMA AL QUR'AN.

diambil dari buku "Tarbiyah Syakhsiyah Qur'aniyah"

Semoga Allah Meridhoimu, Mujahid Kecil...

Ada satu cerita yang semoga bisa menginspirasi pembaca semuanya :)
Cerita ini didapatkan dari salah satu akun FB.. Mari disimak dan dapatkan hikmah berharganya ^^

Semoga Allah Meridhoimu, Basaam...
Mobil KAF Depok 1,2.. dan seterusnya memasuki lokasi takziah, di sana sudah berjejer rapi beberapa mobil pelayat. Alhamdulillah pukul 09.45 kami sudah sampai lokasi rumah duka, setidaknya kami memiliki beberapa belas menit untuk melihat Bassam sebelum ia dikebumikan.
"Ayo baris yang rapi nak, jangan bergurau jaga adab kalian!", teriak seorang ustad menertibkan para santri.
Setibanya kami di rumah Bassam, kami disambut oleh sang ayah, satu persatu para santri bersalaman, sesekali sang ayah nampak haru dan menyeka air matanya, "maafin Bassam ya nak" kata sang ayah
Tiba giliranku bersalaman dengan beliau, "Allah selamatkan Bassam dari pekatnya dunia ini bang, semoga Allah ridho dan berikan antum keikhlasan" kataku, sambil kupeluk beliau, tak ada jawaban, hanya senyum dan air mata yang meleleh,kami sudah saling mengenal lama sejak aku tinggal di Az Zikra.
Gemuruh tangisan yang mengharu, menyesaki rumah duka itu, siapa yang tak sedih? Siapa yang tak iba? Anak 10th itu Allah berikan penyakit Suspect Leukimia (kangker darah),tapi lihatlah keluarga tangguh ini, kekuatan iman telah menjadikan mereka kokoh, tak ada ratapan tak ada tangis yang histeris hanya sebuah senyuman dan linangan air mata serta secercah keyakinan bahwa mujahid kecilnya kelak akan menyambut mereka di pintu syurga.
Aku berjalan melewati dr Dea bibi ananda Bassam, tak kuasa ia membendung tangisnya, sembari menceritakan bagaimana kronologi Bassam yang drop dan segera membutuhkan tranfusi darah, cerita itu tercekat.. air matanya menderai "Bassam bercita - cita membebaskan saudaranya di Gaza, ia ingin syahid di sana..dan semalam ia tersenyum hingga nafas terakhirnya", ungkap sang bibi, sembari menyeka air matanya
Allahu Akbar... lagi2 mereka mengajariku tentang kehidupan,tentang hakikat syurga
"Insyaallah Bassam akan menjadi tabungan mahal bagi keluarganya", kataku sambil memohon diri untuk melihat janazah
Para pelayat yang membludak jumlahnya memaksa kami tak bisa berlama-lama melihat jenazah Bassam, sekilas saja aku memandang wajah yang suci itu Masya Allah alangkah indahnya kepergianmu, Nak, masih terbayang hari kemarin saat aku membesuknya, Bassam masih tertidur sementara lantunan murattal Al Quran tak pernah henti dari kamar tidurnya, kesehariannya yang tak lepas dari Al Quran, bahkan si kecil Bassam tak pernah jenuh, berkeluh kesah menempuh perjalanan 35 km untuk menyetorkan hafalan Quranya.
Para santri berkumpul untuk kudapan didampingi para ustad yang lain, sementara aku menghampiri beberapa pelayat keluarga besar masjid Az Zikra.
"ahlan wa sahlan", kataku sambil berpelukan dengan ust Anen, muadzin masjid Az Zikra.
Setelah berbincang sejenak, karena kami lama tak bersua, beliau bercerita tentang keseharian Bassam ketika mengaji sore di rumahnya, barulah aku tau ternyata ust Anen guru ngajinya jika di rumah.
"Pernah,kan waktu itu ane kisahin tentang penghuni neraka di surah At Taghobun, eh tiba - tiba Bassamnya nangis, ane kan bingung tuh, lha temen - temen yang lain malah pada ngledek," idiih masak udah gede nangis", ane tanya si Bassam, kenapa nangis? dia jawab "aku takut bangeet masuk neraka ustaad!,aku ngga mau kaya orang kafir", Bassam nangis sampe sesenggukan, dan akhirnya semua pada nangis". Kisah ust Anen, tentang Bassam
Ya Rabb...hari ini Kau berikan pelajaran mahal,tentang kesucian jiwa, tentang cinta yang sesungguhnya.
Bassam... tersenyumlah semoga Allah meridhoimu....


-------
BCB,28 Muharram 1437 H
ditengah derasnya hujan

squint emotikon

-Dialog Iman-
Goresan Hikmah:
Allah SWT mencintai hamba-hambaNya dengan berbagai jalan.
Selalu ada tangis atas kelahiran dan kematian seseorang, namun bagi orang beriman kedua tangisan itu adalah bentuk rasa syukur dan penyerahan diri, ridho akan segala ketetapanNya...

03 November 2015

Khutbah Ust. Abdul Aziz Abdur Rauf, Al-Hafizh

Khutbah Istisqa'
Masjid Markaz Qur'an
30 Oktober 2015
Ust Abdul Aziz AR Al-Hafizh

💧AIR💧
Tema yang banyak diulang dlm Al-Qur'an.
Sesekali Allah membahas air krn diri-Nyalah pencipta.
"Allah lah yang telah menurunkan air dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan".
Air, salah satu ke-Maha Kuasa-an yg sangat mutlak, bisa dicabut kapan saja Allah mau.
Allahu rabbul 'aalamiin, menuntut kita saat melihat air kita ingat Allah & bersyukur.
Mungkin sepanjang hidup kita tidak pernah meminta air, karena kebaikannya, Allah memberikannya kepada kita.
ﺃَﻓَﺮَﺃَﻳْﺘُﻢُ ﺍﻟْﻤَﺎءَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺗَﺸْﺮَﺑُﻮﻥَ
Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.
ﺃَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﺃَﻧْﺰَﻟْﺘُﻤُﻮﻩُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺰْﻥِ ﺃَﻡْ ﻧَﺤْﻦُ ﺍﻟْﻤُﻨْﺰِﻟُﻮﻥَ
Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya?
Q.S. Al-Waqi'ah: 68-69
Kami lemah yaa Allah untuk menghidupi diri kami dengan air.
Nikmat kita minum, karena kebaikan dan rahmat Allah. Tidaklah kalian bersyukur kepada Allah SWT.
Syukur: menampakkan ketaatan diri kita kpd Allah- beribadah dengan seluruh yang diperintahkan.
Betapa sulitnya hidup tanpa air.
ﻭَﻧَﺰَّﻟْﻨَﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎءِ ﻣَﺎءً ﻣُﺒَﺎﺭَﻛًﺎ ﻓَﺄَﻧْﺒَﺘْﻨَﺎ ﺑِﻪِ ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﻭَﺣَﺐَّ ﺍﻟْﺤَﺼِﻴﺪِ
Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang dapat dipanen 
Q.S. Qaf: 9

Hujan adalah lambang keberkahan, Allah jadikan saat mustajab. Menyatu antara doa dan keberkahan.
Isu air baik saat diturunkan atau dilambatkan, Rasulullah menginginkan itu sebagai momen untuk beribadah.
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻜُﻢْ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺘَّﻘُﻮﻥَ
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,
Q.S Al-Baqarah: 21
Kenapa manusia enggan beribadah?
padahal Allah yang menciptakannya.
Begitulah orang beriman senantiasa mengembalikan dirinya kepada Sang Pemilik Alam Semesta.
Dan jika tidak dijadikan motivasi kembali kepada-Nya, bisa jadi Allah siksa seperti kaum Nabi Nuh as.
Dan Allah binasakan kaum nabi Nuh dengan air bah dan Fir'aun serta kaumnya dengan kemarau.
ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺃَﺧَﺬْﻧَﺎ ﺁﻝَ ﻓِﺮْﻋَﻮْﻥَ ﺑِﺎﻟﺴِّﻨِﻴﻦَ ﻭَﻧَﻘْﺺٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺜَّﻤَﺮَﺍﺕِ ﻟَﻌَﻠَّﻬُﻢْ ﻳَﺬَّﻛَّﺮُﻭﻥَ
Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran.
Q.S. 7/130
Itulah nasehat dari Allah agar kita mengakui ke Maha Kuasa-an Nya
Waallahu a'lam bishshawab

*copas, karena tulisan dari sang ahli ilmu harus disebarluaskan :D

25 September 2015

Untukmu, Permata Hati :)

Adanya tulisan ini sebenarnya hanya karena iseng-iseng.Karena kemarin saat di rumah, bertepatan di hari Idul Adha (alhamdulillah bisa pulang!), ada yang 'merengek', katanya, "Kenapa nggak ada yang ngucapin selamat ulang tahun ke aku pas tanggal 16 kemarin! Malah semuanya dari teman-teman yang ngucapin."

Hahaha. Boleh lah ya kami ketawa pas denger curhatan itu. Wkwk

Bukannya lupa atau tidak ingat, saudariku sayaang... Cuma ucapan selamat itu sudah tertulis dan terpatri dalam do'a (cieee). Tapi sebenernya ada yang lain juga sih alasannya. Hha. Saat itu memang jujur aku ingetnya saat hari sudah dhuhur, "Eh iya ya! Ini tanggal 16. Pantesan dari tadi kayaknya ada sesuatu gitu... Rahma kan nambah umuuur." kataku pada teman yang ada di sekelilingku.
Dan ketika itu juga, nomor HP boarding rahma nggak ada di kontak telepon (saking banyaknya nomornya. takut salah sms, hehe)

Jadinya yaah... nggak ngasih semangat muhasabah deh ke adik yang satu ini (pada tanggal itu).
Tapi disini saya tidak lalu mengharuskan orang berkata, "Baarakallah fii umurik" atau "Happy birthday!" "Selamat ulang tahuun", dan kata-kata selamat semacamnya. Boleh lah berucap seperti itu, cuma tidak lalu mewajibkan untuk selalu melakukannya di setiap orang bertambah usia.

Kenapa? Karena sejatinya, ketika tahun semakin bertambah, seharusnya bertambah pula berlipat-lipat muhasabah dirinya. Seharusnya tidak dengan pesta-pesta yang meriah, atau syukuran yang berlebihan, atau gembira yang kelewat batas.

Yang biasanya saya ucapkan ke seseorang kalau bertambah usia itu (agak nge-jleb, maap ya)
"Waah... selamat memuhasabah diri yaa... Gimana, sudah sampai mana hafalan?"
atau
"Hmm... tambah cintanya sama Allah yaa. Mana mutaba'ah harian?"
(hehe. parah ya :D)

Jadi, untukmu Rahma Aulia Kholidina... semoga Allah selalu mencukupkan berkah dan rahmat untukmu selamanya hingga Allah takdirkan kita berkumpul di surga-Nya. Semoga Allah selalu menyayangimu sepanjang usia.
Do'aku untukmu adalah segalanya yang terbaik. Baik itu terbaik dlm pandanganmu, terbaik pula dalam pandangan Allah. Semoga engkau selalu berada dalam ketaatan pada-Nya, istiqomah dalam segala perintahNya, amar ma'ruf nahi munkar.
Semoga cita-citamu tercapai sesuai yang tertulis dalam catatan-catatanmu...
Dan semogaaa,,, perjalanan hidupmu akan lebih baik dariku, dalam segala hal. Apapun itu :)
Karena yang menjadikanmu bahagia, aku pun akan ikut bahagia karenanya.

Semoga... semoga...
Eh, do'a yang sembunyi-sembunyi itu lebih baik ding ya... hihihi
Lanjutannya dialog antar hati aja deh ya ^^

*hanya tulisan iseng. Catatan pengingat 15 tahun usiamu, 16 September 2015. Semoga akan lebih baik di tahun-tahun selanjutnya.
Semangat beramal, semangat menjadi generasi Qur'ani!



CAHAYA

Sudah hampir setahun halaman halaman dalam blog ini tidak ramai dengan tulisan. Hiks... sedih juga :(
Untuk mengawalinya, ijinkan saya mengutip kata-kata ini dari tulisan seseorang. Semoga bermanfaat bagi yang membacanya dan menghayatinya dengan seksama :D

Ada bunyi do’a yang dianjurkan oleh Rasul saw, untuk dibaca kala kita melangkah ke masjid,
“Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya. Di dalam ucapanku cahaya. Jadikanlah pada pendengaranku cahaya. Jadikanlah pada penglihatanku cahaya. Jadikanlah dari belakangku cahaya dan dari depanku cahaya. Jadikanlah dari atasku cahaya dan dari bawahku cahaya. Ya Allah berikanlah kepadaku cahaya, dan jadikanlah aku cahaya.” (HR. Muslim dun Abu Dawud)

Jadilah CAHAYA dimanapun engkau berada!
Jadilah penerang di kala kegelapan menyelimuti sekitarmu...
Jadilah engkau bermanfaat bagi orang banyak, seperti sang surya yang memberikan kehangatan bagi seluruh insan manusia.