26 Februari 2013

15 Trik Menghafal Qur'an


Siapa yang suka menghafal Qur’an? Atau ingin menghafal Qur’an? Semoga yang membaca tulisan ini adalah mereka yang mencintai Al-Qur’an dan ingin terus mengkajinya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari :) dan semoga yang membacanya pun dapat menjadi seorang hafidz/hafizhoh –penjaga bagi ayat-ayat itu sendiri- ^^

Saya disini hanya ingin share sesuatu tentang hafalan Qur’an, semoga bermanfaat. Jika banyak artikel dan buku yang telah membahas mengenai cara menghafal Qur’an, bahkan dikajinya secara rinci, maka disini saya ingin share pengalaman selama ini ketika bercengkrama dengan ayat-ayat Allah. Ada 15 trik, yuk disimak ^^

1. Perbaiki Niat. Niatkan semua karena Allah SWT, karena tak ada yang mustahil ketika kita berjalan atas ridho Allah.

2. Sediakan 1 Qur’an sendiri, minimal sama pojokan-nya. Ini salah satu trik agar kita tak lupa dengan halaman, baris, dan letak pastinya sehingga untuk menghafal pun akan lebih mudah.

3. Luangkan waktu, paling tidak buatlah waktu khusus untuk bersama dengan hafalan Qur’an kalian. Misal selepas Qiyamul Lail sebelum subuh, ba’da maghrib, atau waktu yang lain. Syaratnya, kudu bener-bener diluangkan, harus ditepati waktunya, sesibuk apapun itu. Dari 24jam waktu yang diberikan Allah, tak relakah jika minimal ada 2jam saja yang kita luangkan untuk ini? ^^

4. Cari tempat yang nyaman. Tempat sangat menentukan konsentrasi, jadi jangan asal-asalan. Misal di dalam kamar, di masjid, atau mungkin di tempat yang kira-kira nyaman, karena Al-Qur’an bukan cuma dihafal saja, tapi juga dihayati & dimaknai dengan sempurna.

5. Ada targetan ayat yang dihafal. Hal ini penting untuk menjaga komitmen kita, misal 1 hari 5 ayat atau 1 hari 1 halaman atau mungkin 1 hari 1 ayat. Ga masalah, yang penting niatnya dijaga bukan cuma mau ‘kejar target/setor hafalan’ :)

6. Istiqomah, Disiplin. Nha ini, biasanya yang jadi masalah dari segala masalah biasanya hehe, penghambat mereka yang lagi menghafal ataupun yang sudah hafal. Kalau tak istiqomah, berhenti di tengah jalan, mau mengulangnya susah apalagi memulainya.

7. Selain istiqomah dalam menghafal, baiknya juga diiringi dengan tilawah Qur’an yang kontinyu & rutin, karena semakin sering ayat itu terbaca maka engkau akan semakin mudah memahaminya.

8. Dengarkan murottal Al-Qur’an. Apa ini penting? Justru ini yang menjadi kunci, semakin sering pendengaran kita diajari untuk mendengar suara Qur’an, maka insyAllah akan semakin mudah. Ingat kan firman Allah dalam banyak ayatnya yang menguraikan, ‘pendengaran dahulu baru penglihatan’. Atau jika kita amati adik bayi, maka mereka akan terlebih dahulu mendengar daripada melihat. Maka dari itu, biasakan mendengarkannya maka engkau akan semakin mengenalnya :).

9. Dibaca saat sholat. Poin ini menjaga agar hafalan itu benar-benar dimaknai dalam rakaat sholat.

10. Dibaca artinya, resapi, pahami. Ini penting sekali dalam proses menghafal Al-Qur’an, makanya lebih baik lagi kalo Qur’annya terjemahan ^^. Kalau ada yang bilang tidak pandai bahasa arab jadi tak bisa menghafal, itu alasan yang salah. Banyak kok yang sebenernya nggak pernah belajar bahasa arab tapi bisa menghafal, karena Al-Qur’an diturunkan bukan cuma untuk orang Arab saja. Misal kita dikasi teks bahasa indonesia sebanyak itu, disuruh menghafal bahkan harus sama kata per katanya, apa kita juga sanggup? Saya rasa masalah bahasa tidak jadi alasan asalkan kita mau memahami makna yang terkandung di dalamnya. Walaupun tidak menyangkal bahwa yang faham bahasa Arab memang lebih mudah untuk memahaminya.

11. Diamalkan dalam keseharian. Jika diimbangi dengan amal, insyAllah semua akan terasa lebih ringan karena ia bukan lagi sebagai ayat-ayat saja, tapi berjalan dalam kehidupan kita. :)

12. Ajak teman untuk selalu mengingatkan dan menyimak bergantian. Hal ini menjadi motivasi tersendiri, berlomba-lomba dalam kebaikan, & pastinya ingkungan sangat menentukan.

13. Diulang-ulang (muroja’ah) saat lagi ada waktu senggang. Misalnya saat menunggu teman, dosen, atau lagi mengendarai saat di perjalanan. Daripada ngomong ga jelas atau ngomongin orang, kan mending ngulang hafalan, iya ga? Hehe

14. Iringi dengan amalan-amalan sunnah. Hafalan tak lepas dari ibadah & ibadah tak lepas dari ridho Allah, maka sudah selayaknya kita belajar untuk mencintai Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan mengimbanginya dengan amalan sunnah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

15. Jangan kebanyakan bercanda. Nah lho, saya sendiri sering merasa ada yang hilang ketika bercanda terlalu berlebihan. Rasulullah memang tidak melarang bercanda, tapi klo bercanda yang sewajarnya saja, karena ghibah biasanya datangnya juga dari bercanda & kita tidak sadar bukan? Makanya bicaralah yang baik atau diam ^^. Oya, jangan kebanyakan maksiat juga hehe.

Itu dia 15 trik mengahafal Qur’an. Meski hanya poin-poin singkat tak serinci yang ada di buku-buku, tapi inilah pegangan saya selama ini. Walaupun hafalan belum sebanyak temen-temen lain, paling nggak kita harus punya pegangan yang selalu dijaga. Karena tujuan pertama kita bukan untuk menghafalnya tapi memaknainya dalam kehidupan sehari-hari.
Di zaman Rasulullah kan juga sahabat selalu mengingatnya ketika Rasul telah menyampaikan wahyu kepada mereka. Hal inilah yang perlu dilestarikan di zaman sekarang, jika hanya membaca maka hal itu hanya akan berhenti pada sebuah bacaan. Karena diakui atau tidak, sekarang lebih banyak orang yang berislam itu karena orang tua mereka, mengaji karena kebiasaan sejak kecil, sholat dan ibadah lainnya juga seperti sebuah ‘warisan’, tapi memaknai? Hal itu mungkin hanya sebagian kecil dari Muslim yang ada sekarang ini.
Jadi, dimulai kebiasaan ini yuk, dari hal yang kecil, membaca, menghafal, memahami, dan mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. InsyAllah akan menjadi kekuatan tersendiri bagi jasmani & ruhani kita yang rindu akan pelukan rahmat Allah SWT. Berdo’a semoga yang menulis & membaca slalu dimudahkan Allah dalam proses mengenal surat cinta-Nya. Aamiin…
Semoga bermanfaat, atau mungkin ada yang kurang, janggal, atau ada yang mau di-share kan mengenai hal ini. Monggo, ditunggu :)

24 Februari 2013

Tips Menulis #1


Menulis itu kegiatan sehari-hari. Bagaimana tidak, saat sekolah baik itu TK, SD, SMP, SMA, semua butuh yang namanya menulis. catatan itu tulisan. Betul tidak? Terkecuali mereka yang sukanya cuma fotocopy catatan teman menjelang ujian karena tak pernah mencatat di setiap pelajaran.

"Kalo udah sering nulis di sekolah, harusnya menulis bukan disebut hobi dong, kan setiap hari kita juga nulis." Yup! Pertanyaan yang pernah dilontarkan salah satu teman saya.

"Tapi kalo cuma nulis di kelas doang mah itu memang sudah kewajiban sebagai seorang murid. Kalo hobi nulis, itu beda lagi. Hobi menulis itu ada, misal aja nih yang paling kecil, nulis diary." jawab teman saya yang lain.

"Lalu gimana caranya biar hobi nulis yang nggak pernah suka nulis?"

"Caranya gampang aja sebenernya. Yang udah suka nulis, lanjutin nulisnya. Yang agak-agak atau males nulis, dibiasain dari sekarang. Caranya:
1. Biasain nulis klo lagi di kelas, kantor, rapat, kajian, atau apapun itu. Tulis poin-poin pentingnya. Ini mengajari agar jari-jemari kita terbiasa untuk menulis sesuatu.

2. Coba nulis diary setiap harinya. Beli buku di toko buku, ga usah yg bagus2 bgt yg penting bisa buat nulis. Khususin buku itu buat nulis pengalaman setiap harinya, terserah mau curhat atau cuma kata-kata motivasi, yang penting buku itu harus selalu terisi setiap hari. 1/2 halaman, lebih, atau mungkin cuma berapa kalimat saja. Ini mengajari kita untuk istiqomah (terus-menerus) menulis.

3. Nah, sebenernya cuma 2 yg di atas bisa selalu dijalanin, insyaAllah hasrat untuk terus menulis dan menulis itu akan muncul. Tapiii... jangan lupakan rumus paling jitu, yaitu Do'a. 'Kenapa harus berdo'a?' karena apa yg kita lakukan semua -karena Allah- maka harus dijaga do'anya, ucapkan nama Allah sebelum menulis, insyaAllah akan selalu dipermudah, dihindarkan dari rasa malas, bahkan di-istiqomahkan selalu. Aamiin...

Gampang kan? Sesuatu yang besar itu dimulai dari hal-hal kecil yang kontinyu. Kebiasaan baik itu harus selalu dibiasakan & kebiasaan buruk itu juga dibiasakan (red: sedikit demi sedikit dikurangi :))

Kenapa? karena gebrakan besar itu tak akan pernah berhasil dlm satu waktu, akan selalu ada kerikil yg menghalangi agar menjadi pembelajaran.

Yuk.. Biasain nulis, krn "Ilmu itu diikat dengan tulisan.." ^^ Semangat!!

SH-Hadapilah

walau hujan badai kan terus melanda
walau amuk gelombang tak henti menerjang
walau terang mencegah, walau mentari kan membakar
jangan letih menapaki kehidupan

ujian bagaikan terik sinar sang surya
hadir kedunia bersama berjuta karunia
janganlah bertekuk lutut dalam pelukan putus asa
janganlah bersimpuh dihadapan duka

hadapilah segala tantangan
sambutlah harimu dengan suka cita
hadapilah segala ujian 
dalam kesulitan pasti ada kemudahan
 
.:Shoutul Harokah:.

19 Februari 2013

selingan hehe

Hmm... wordpress.com kenapa dari sejak kapan itu ga bisa dibuka ya? pindah deh lapaknya ke blogger lagi... padahal udah lama banget nih sebenernya blog-ku vakum *semenjak aktif di wordpress-tulisannya maksudnyaa :D*

stress euy di rumah mulu ga bisa kemana-mana. liburan yang sebenernya udah ada rencana buat kesana kemari jadi tertunda semuanya sejak hari Ahad pagi, 10 Februari 2013 kemarin. Insiden jam 07.00 pagi. Hehe, begitulah aku menyebutnya.

Lha gimana, abis dari rumah bulik, pagi-pagi diniatkan pulang, jam 09.00 mau jemput temen di terminal Solo, tau-tau ada insiden beberapa detik di jalan. Padahal pas itu jalanan lengang-kosong mlompong, ga ada kendaraan sama sekali yang melintas. Tapi yang aku bingung, kok bisa-bisanya aku bawa motor, minggir-minggir ke tepi jalan -_-".

Aah, balik lagi deh ke kalimatku kemarin-kemarin, 'kayaknya emang udah takdirnya kali ya, dimanapun, dalam kondisi apapun, walopun udah di ati2 buat ga jatuh, ya akhirnya juga jatuh, orang udah takdirnya.'

Hahaha, disini curcol dikit boleh lah yaa, gara-garanya nih di rumah kagak ada yang bisa diajak cerita. Adik pada masi kecil-kecil, ortu kerja, klo di rumah pagi ampe sore sendirian mojok tuh di kamar (nha iya, org ga bisa kemana-mana. haha), jadinya HP, laptop, buku jadi pelampiasan. wkwkwk *tp sayang ga ada pulsa juga :( sinyal mati-idup tambah kasian deh :p

Jadi, ceritanya, sebenernya pagi-pagi itu aku masi niat ga niat mau pulang, gara-garanya temenku bilang sampe Solo jam 9 pagi, kan jadi males buat pulang pagi-pagi buta jam 6. Sebenernya kemarennya sore mau pulang, tp gjd gara-gara ujan, akhirnya paginya deh. Tapi tetep aja msh ada feeling ntar gimana2 gitu.. hikmahnya: jangan sepelekan feeling, apapun itu. hahaa

tapi ditanyain mulu sama bulik, 'nduk, arep muleh kapan?' -iya sih, aku bilangnya pagi-pagi emg udh hrs pulang-

makanya abis itu langsung siap-siap, jm stg 7 udh mau berangkat, eehh.. sepupu pengen ikut ke tempat mbah, akhirnya aku boncengin deh. Tapi sebelum brgkt udh takut-takut aja tuh akunya, mana baru nyadar klo dia ga pake helm+jaket lagi. Oke, jalannya pelan-pelan aja, mana masih kabut-kabut gitu, jalanan banyak truk, bus, mobil, dll. Hmm... ati2 deh :D

tapi ternyata Allah masih sayang, aku ga jatuh di jalan raya. Tapi lucunya aku jatuh di jalanan sepi, ga ada kendaraan, ga licin juga -gtw juga ding-, dan aku lagi ga ngelamun pas itu! bener2 sadar! makanya kalo ditanya orang gimana bisa jatuh, ya aku juga bingung ngejelasinnya. hahaa, soalnya pas itu ngrasanya aku baik-baik aja, tiba-tiba aja jatuh, keseret-seret dan akhirnya ditolongin orang. -_-"

yang jadi masalah, aku ga pernah jatuh, ga pernah sakit yang lukanya sampe berdarah-darah gitu, mana aku takut lagi sama darah -_-, jadi bingung sendiri. Kalo kata orang, pertama kali itu ga kerasa sakitnya jadi ga nangis, tp klo dah diobatin, ntr baru nangis-nangis ga karuan. Tapi klo aku beda, aku nangis-nangis tuh pas pertama, walopun ga sakit tetep aja nangis, lha gimana, ngliat darah banyak banget gitu, takut sendiri hahaa *emang ga bakat jadi dokter :p tapi kesini-sini gabisa nangis malah, meringis aja liat lukanya.

yah, kayaknya emang disuruh jaga rumah kali ya, gabisa kemana mana, padahal senin rencana ke Solo, selasa ke Semarang, jum'at nglingker, sabtu mau ke Temanggung, tertunda semuanya.

yang jadi syukur, paling ga adik yang tak bonceng kgk kenapa2 deh, biasanya kan yg dibonceng yg parah. Masi kecil masalahnya, klo kenapa2, akunya yg bingung ntr :). tapi jadi takut juga, tuh luka geje... masa udah kering tapi malah merah-merah keluar darah gitu.. hmm...cepet kering beneran deh, biar bisa kemana-mana lagi. Kangen silaturahim nihh... Orang klo di rumah terus tuh juga ga enak -iyalah, biasanya ngluyur kesana kemari-

haha... udah deh, cuma pengen cerita doang, dan ga penting sebenernyaa. hahaa :D
***

12 Februari 2013

Mutiara Surga...

“Kakak….” sapa adik manis itu di belakangku selepas aku mengajar tahsin kelompok mentoringku.

“Eh, ada Aliya. Ada apa Dik? Tumben nggak ada kajian dirimu di masjid? Nggak biasanya.” tanyaku padanya setelah aku bersalaman dengan lingkaran kelompokku. Segera aku temui Aliya yang berada tak jauh dari tempatku tadi.

Agak lengang memang masjid kampus sore itu, tak ada kajian sore ataupun adik-adik TPQ yang biasanya meramaikan suasana masjid sejarahku ini. Tapi walaupun begitu, suasana masjid ini tetap seperti biasanya, tenang, damai, menyejukkan hati para muslim/muslimah yang datang kemari. Putihnya awan dan langit biru sore ini memang indah, tak mendung, tak panas, cerah.

Aku salami Aliya yang telah menungguku sedari tadi, tapi aku tak sadar karena tadi memang sedang khusyu’nya tahsin. Senyumnya manis, maka tak salah jika aku sering memanggilnya ‘ukhty manis’ :). Tingkahnya masih seperti anak kecil, tapi pikirannya dewasa, itulah yang membedakannya dengan teman-temannya yang lain.

“Assalamu’alaykum adikku sayang, mau cerita ya?” tanyaku lembut padanya.
Dia mengangguk sambil menyunggingkan senyum manisnya.

“Kita ke pelataran aja yuk, mumpung lagi nggak panas atau hujan. Sambil menikmati ciptaan Allah.” Ajakku padanya sambil membereskan barang-barangku yang masih tercecer.

Sambil menuruni anak tangga dari lantai 2, aku bertanya bagaimana kabarnya, kuliahnya, lalu kelompok mentoringnya. Ya, dia salah satu adik mentoringku dulu saat pertama kali dia masuk kampus. Sekarang sudah pindah kelompok karena ada rekomposisi dan dia masuk kelompok fakultas, bukan lagi jurusan.

Selalu ada cerita dari bibir adik manis parasnya ini, dulu dia adalah adik kelompokku yang paling bandel, masih pakai celana jins, pakaian ketat, rambutnya warna-warni lagi. Tapi hidayah Allah itu memang tak pernah disangka. Siapa yang akan mengira seorang se-tomboy itu sekarang kalemnya bukan main, lembut dan sopan tutur katanya, cantik dalam balutan jilbab yang sekarang menghiasi dirinya.

***

Dia pernah bertanya saat pertama kali mentoring denganku, “Kak, kok kakak mau-maunya sih pake pakaian yang seperti itu, kan jadi riweh, ribet, panas lagi di kota ini. Aku aja sekarang yang cuma pake kerudung kecil gini aja udah kepanasan kak, ga betah.”

Aku hanya tersenyum kala itu. Menjawab pertanyaan ini, artinya memberi sesuatu yang baru padanya. Dan aku lihat, teman-temannya saat itu seperti udah emosi aja mendengar pertanyaannya yang ceplas-ceplos itu.

“Adikku, agamamu apa sayang?” tanyaku.

“Islam lah kak, kalo nggak aku nggak akan disini dong melingkar sama kakak.” Jawabnya santai, masih dengan style nya yang cool.

“Kamu pernah punya prinsip nggak?” tanyaku kembali.

“Selalu dong kak, setiap orang itu harus punya prinsip, biar nggak plin-plan kalo digangguin orang”

“Nah, itu jawaban pertama. Jilbab yang terurai ini termasuk dalam prinsip kakak.” Jelasku.

“Tapi kenapa punya prinsip yang ribet-ribet sih Kak? Kan kita diberi kebebasan, ini kan bukan negara Arab yang harus pake jilbab semua.”

“Memang kita tinggal di negeri yang tak mendikte kita soal jilbab, asal tak melanggar aturan, tak apa. Tapi memangnya jilbab kultur orang Arab? Sekarang Kakak tanya deh, adik kalo baca Al-Qur’an berapa lembar sehari?”

“Hehehe, jarang sih Kak, orang sibuk banget. Pagi sampe malem di luar, ngerjain tugas, nglembur, main bareng temen-temen, udah, nyampe rumah langsung tepar nggak sempet baca Qur’an. Paling banter satu lembar sehari. Orang papa-mama nggak pernah nyuruh baca Qur’an, cuma dulu aku suruh ikut TPQ aja pas masih kecil soalnya rumahku deket banget sama masjid.

Yaudahdeh, aku sih ngikutin aja. Tapi ngapain juga Kak, kan itu cuma kitab, kalo udah selesai bacanya nggak usah dibaca-baca lagi. Aku juga jarang liat orang tuaku baca, aku ngikutin mereka deh, kan orang tua panutan anak J” jawabnya sambil meringis, tak ada rasa bersalah sedikitpun terhadap apa yang baru saja diucapkannya.
Ya Allah… Saat itu hatiku teriris-iris bukan main, ternyata kejadian seperti ini bukan hanya terjadi di sinetron TV saja, kenyataan pun masih banyak.

“Hmm… Gitu ya, tapi apa Aliya udah ngerti maksud isi Al-Qur’an walaupun mungkin udah pernah khatam?” tanyaku hati-hati, takut ada perkataanku yang menyinggungnya.

Tapi memang orangnya ceria banget, cuek, santai aja dia menjawab pertanyaanku, “belum sih Kak, emang apa Kak maksud dari isi Al-Qur’an? Pernah dulu aku tanya Mamaku, tapi nggak dijawab soalnya pas itu lagi sibuk banget. Nggak ada yang bisa aku tanyain Kak. Pokoknya sehari-harinya aku suruh belajar belajar belajar aja Kak, les semuanya harus aku ikutin. Jadi nggak tau apa itu isi Al-Qur’an…” jelasnya sambil menunduk, suaranya perlahan menjadi pelan tak se-ceria tadi di akhir kalimatnya.

Saat itulah aku terperanjat, seperti baru saja dibangunkan. Ya Allah… Ia butuh pembimbing, ia butuh seorang yang mau mendengarkan keluh kesahnya, menjawab keingintahuannya. Ia ceria, padahal hatinya meronta-ronta. Ia selalu tersenyum, tapi di hatinya tak tenang. Ia pandai, tapi tak pandai menata hatinya sendiri. Allah… mungkinkah Engkau mengirimkanku padanya agar aku dapat selalu tersenyum padanya, mendengarkan kisahnya, dan menjawab segala keresahannya?

Tak berapa lama suaraku memecahkan keheningan yang ter-stel otomatis itu, “Adikku, dalam Al-Qur’an itu ada banyak yang Allah ceritakan pada kita. Banyak orang bilang Al-Qur’an itu surat cinta-Nya Allah untuk kita, para hamba-Nya. Dan memang benar, ia adalah tanda cinta Allah pada kita. Untuk apa Rasulullah bersusah payah dalam menerima wahyu, sampai beliau berkhalwat di Gua Hira’ berhari-hari. Beliau diboikot kaum kafir Quraisy, dicela dimaki oleh mereka, tapi beliau dan para pengikutnya tetap bertahan dalam keteguhan dan kesabarannya. Itu karena Al-Qur’an ini begitu berharga.

Dalam Al-Qur’an dijelaskan banyak kejadian dan hikmah. Bagaimana dahulu perjuangan Rasulullah dan para Nabi-Rasul sebelum beliau. Bagaimana melewati semua masalah yang datang silih berganti. Ya, semua itu memang butuh pengorbanan, dan dari merekalah kita juga diajarkan untuk berkorban.”

Kedelapan adik-adikku itu masih tetap menanti penjelasanku berikutnya.

“Dan kamu tahu Dik, di Al-Qur’an itu juga menjelaskan tentang jilbab.”

“Ooh… Iya ya Kak. Hmm… Kayaknya aku harus belajar lagi. Tapi kenapa Allah menyuruh kita berjilbab Kak?”

Aku tersenyum, “Allah sayang dan sangat cinta pada kita, makanya Allah menyuruh kita berjilbab.”

“Kok sayangnya Allah ada syaratnya Kak?” tanya salah seorang dari mereka.

“Allah sayang sama kita nggak pake syarat kok. Tapi Allah ingin yang terbaik bagi kita, Allah ingin kita akan selamanya menjadi mutiara yang slalu dinanti surga. J” jawabku singkat.

Ya, mereka bukan selamanya harus digurui dengan penjelasan-penjelasan yang ada, adakalanya aku harus memancing mereka dengan jawaban teka-teki yang membuat mereka penasaran. Hehe.

“Apa hubungannya Kak jilbab sama mutiara?”

“Mutiara itu kalau dipelihara dan dijaga dengan baik, maka ia akan tetap memancarkan kilaunya.
Tapi kalo mutiara itu ditaruh di sembarang tempat, kena sinar matahari, kena hujan, bahkan sering dipegang-pegang orang, berpindah tangan tanpa kita sadari maka mutiara itu tak bernilai lagi.
Makanya mutiara itu harus disimpan dengan baik dalam wadah rahasia yang hanya kita & Allah yang tahu. Sampai waktu yang ditentukan kita serahkan kepada yang berhak menerimanya. Kan yang nantinya menerima juga senang diberi mutiara yang masih indah dan berkilau.:)”

Hiks… hiks… hikss..

Tanpa sadar aku mendengar tangisan mereka, adik-adikku yang baru saja aku temui. Aku tak sadar, karena memang kata-kata barusan berselancar dengan lancarnya keluar dari mulutku. Dan aku tak sadar, aku tak melihat ekspresi mereka saat aku menjawab pertanyaan itu. Tiba-tiba saja tangisan itu terdengar, lama kelamaan menjadi keras.

Aku memandangi mereka satu persatu. Tanpa aku sadari, bulir air mata itu juga menetes ke pipiku. Ya Allah… jika memang ini bukti hidayah-Mu kepada mereka lewat perantara aku, maka balikkan hati mereka Ya Robbi, sebagaimana telah Engkau balikkan hati Umar bin Khottob ke cahaya terang benderang itu.

Ya, saat itu aku menangis, tapi karena terharu. Saat itu aku tersenyum, karena melihat hidayah Allah menyentuh lembut hati mereka. Saat itu juga, aku rangkul mereka satu-per satu. Adik-adikku… Kalian-lah mutiara-mutiara itu…

“Kak, boleh aku belajar Islam darimu?” kata Aliya saat itu juga dengan sesenggukan dan di-iyakan teman-temannya yang lain.

Ya Robb… Aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum. Apalagi yang bisa aku lakukan saat ini selain bersimpuh sebagai tanda syukurku pada-Mu. Bantu hamba-Mu yang lemah ini untuk memberikan sedikit ilmunya ini kepada mereka.

Lingkaran ini… Lingkaran Cinta… Uhibbukunna fillah…

***

Ya, mengenang kejadian 2 tahun silam itu memang membuat hati ini berdesir tak karuan. Antara senang, sedih, takut bercampur menjadi satu.

Sesampainya di pelataran, kami berdua duduk pada salah satu anak tangga. Semilir angin dan suara kicauan burung sore itu menjadi hiasan percakapan kami. Bercanda, tertawa, lalu tangisannya ternyata tak bisa disembunyikan lagi saat bercerita masalah keluarganya. Segera aku rangkul dia. “menangislah… menangislah sepuasnya sekarang, karena air mata memang dibuat untuk itu sayang..”

***

Wahai muslimah, berbanggalah…


Para malaikat Allah tak bertelinga, tapi mereka mendengar suara nyanyian beribu-ribu jilbab.
Para malaikat Allah tak memiliki mata, tapi mereka menyaksikan derap langkah beribu jilbab.
Para malaikat Allah tak punya jantung, tapi sanggup mereka rasakan degub kebangkitan jilbab yang seolah berasal dari dasar bumi.
Para malaikat Allah tak memiliki bahasa dan budaya, tapi dari galaksi mereka seakan-akan terdengar suara: Ini tidak main-main! Ini lebih dari sekedar kebangkitan sepotong kain!
=Emha Ainun Najib=


Karena jilbabku inilah pelindungku, kekasihku, kesetiaanku, kemurnianku, kecantikanku, dan alatku untuk terus mengingat Allah
Saat aku meletakkan jilbab di atas kepalaku,
Aku tahu segala kesesatan yang dibawa oleh setan akan dilenyapkan
Jilbab bukan sekedar pelengkap penampilan
Jilbab juga bukan tameng untuk menutupi kekurangan
Jilbab adalah suatu bentuk pengabdian dan cerminan seorang wanita
Untuk menyamarkan keindahan raganya serta pengamalan dari apa yang ia pelajari
Ya Allah…
Semoga aku bisa menjaga keikhlasannya… ^_^

Barakallah, selamat saudariku… selamat datang dlm dunia surga ini :)
***

Menjelang Hijab’s Day, kutulis ini spesial untuk Mutiara-Mutiara Surga… Engkaulah, saudariku… :D
*11-02-2013.03:02*

10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga

ADA SEPULUH ORANG SAHABAT YANG DIJAMIN MASUK SYURGA.


1. ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu'anhu (RA) adalah khalifah pertama, setelah Nabi wafat. Beliau sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah, ke manapun Nabi pergi, beliau selalu menyertainya. Termasuk saat Rasul dalam perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah, suatu perjalanan yang penuh dengan risiko.
Sejak remaja, Abu Bakar telah bersahabat dengan Nabi. Belia juga orang yang pertama memeluk Islam. Tidak sulit baginya untuk mempercayai ajaran Islam, kerana beliau tahu betul keagungan ahklak Rasulullah.

Demikian juga saat Nabi menyampaikan peristiwa Isra Mi'raj. Abu Bakarlah sahabat yang pertama kali membenarkan peristiwa tersebut. Oleh sebab itu, beliau diberi gelar oleh Rasulullah yakni Ash-Shiddiq (yang benar, jujur, dan membenarkan). Abu Bakar wafat dalam usia 63 tahun (13H). Beliau dimakamkan di Madinah bersebelahan dengan makam Rasulullah.

2. 'UMAR BIN KHATTAB 
'Umar bin Khattab RA adalah khalifah kedua. Beliau termasuk sahabat yang sangat dikasihi oleh Nabi. Sebelum masuk Islam, beliau dikenal sebagai seorang yang gagah perkasa dan sering mabuk. Seluruh penduduk Makkah merasa takut kepadanya.
'Umar memeluk Islam setelah mendengar surat Thoha yang dibacakan saudara perempuannya. Dia sangat keras dalam membela agama Allah. Beliau menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraisy terhadap diri Nabi dan sahabat.

Saat 'Umar diangkat menjadi khalifah, daerah kekuasaan Islam bertambah. Kerajaan Persia dan Romawi Timur dapat ditakluk dalam kurun waktu satu tahun (636-637M). Pemimpin yang sederhana dan peduli pada rakyatnya ini, wafat setelah dibunuh Abu Lukluk saat hendak memimpin shalat (23 H/644 M). Ia dimakamkan berdekatan dengan Abu Bakar dan Rasulullah.

3. 'USTMAN BIN AFFAN
'Ustman bin Affan RA adalah khalifah Islam ketiga. Pada saat kepemimpinannya,beliau berhasil mengumpulkan wahyu, dan menyusunnya dalam bentuk mushaf Al-Qur'an. 'Ustman bin Affan masuk Islam lewat ajakan Abu Bakar. Beliau mendapat gelaran Dzun Nur 'Ain (pemilik dua cahaya), kerana  menikahi dua putri Nabi, Ruqqayah dan Ummu Kultsum.

'Ustman dikenal sebagai saudagar kaya dan dermawan. Beliau selalu menafkahkan hartanya di jalan Allah. Saat berlakunya peperangan Tabuk, 'Ustman menyumbang lebih daripada 940 ekor unta, kemudian membawa 60 ekor kuda untuk menggenapinya menjadi 1000. 'Ustman wafat pada tahun 35H atau 655M.

4. 'ALI BIN ABI THALIB  
'Ali bin Abi Thalib RA dilahirkan di Makkah tahun 598 Masehi. Ali adalah orang yang pertama masuk Islam dari golongan anak-anak. Ali terkenal orang yang sangat berani, ahli siasat perang, dan cerdas. Pada saat
peristiwa hijrah, 'Ali tidur di atas tempat tidur Nabi. Sehingga, para tentara Quraisy yang mengepung rumah Nabi, mengira Nabi masih berada di dalam rumah. 'Ali wafat pada tahun 40 H, setelah ditikam oleh Abdurrahman bin Muljam dengan pedang yang beracun setelah shalat shubuh. Beliau meninggal dalam usia 63
tahun dan memegang jawatan khalifah selama 4 tahun 9 bulan. Beliau di makamkan di Kufah, Irak.

5. THALHAH BIN ADDULLAH
Thalhah bin Abdullah dikenal sebagai salah satu konsultan Rasulullah. Beliau berasal daripada suku Quraisy.
Saat berlakunya perang Uhud, Thalhah telah ikut serta. Dalam peperangan tersebut beliau menderita kerana
luka parah. Dia menjadikan dirinya sebagai sebuah perisai bagi Rasulullah dan mengalihkan panah yang akan mengenai diri Nabi dengan tangannya. Sehingga semua jari-jarinya putus. Thalhah wafat pada 36 H atau 656 M. Beliau syahid ketika mengikuti perang Jamal.

6. ZUBEIR BIN AWWAM 
Zubeir bin Awwam termasuk golongan yang pertama masuk Islam (as-sabiqun al-awwalun). Usianya pada  saat itu baru berumur 15 tahun. Pembelaannya terhadap Islam begitu nyata. Zubeir tidak pernah tertinggal dalam berbagai pertempuran bersama kaum muslimin. Beliau  selalu berada di barisan hadapan medan peperangan. Sekujur tubuhnya terdapat luka dari hasil peperangan. Beliau sangat dicintai Rasulullah. Ketika terjadi perselisihan faham di antara kaum muslimin, Zubeir tidak sedikitpun memihak yang berseteru. Ia malah berusaha menyatukannya. Zubeir ditikam ketika sedang menghadap Allah, beliau wafat pada tahun 36H atau 656M.

7. SA'AD BIN ABI WAQQAS
Sa'ad bin Abi Waqqas memeluk Islam saat berusia 17 tahun. Ia sangat mahir menunggang kuda dan memanah. Jika belia memanah musuh dalam sebuah peperangan pastilah tepat sasarannya. Hampir seluruh peperangan belia ikuti.

Saat awal memeluk Islam, ibunya mengancam untuk mogok makan dan minum. Dengan harapan, Sa'ad kembali ke ajaran nenek moyang. Namun, hampir sang ibu menemui ajalnya, ancaman itu tetap tidak dihiraukan oleh Sa'ad. Beliau tidak menjual keyakinannya dengan apapun, sekalipun dengan nyawa ibunya.
Pada zaman pemerintahan khalifah Umar bin Khatab, Sa'ad diangkat sebagai panglima tentera. Sa'ad wafat pada usia 70 tahun (55H atau 676M). Beliau di makamkan di tanah Baqi'

8. SA'ID BIN ZAID
Sa'id adalah di antara sahabat yang beruntung. Dia masuk Islam bersama-sama isterinya, Fathimah binti al-Khattab, adik perempuan 'Umar bin Khattab. Sa'id membaktikan segenap daya dan tenaganya untuk berkhidmat kepada Islam. Ketika memeluk Islam usianya belum genap 20 tahun.
Sa'id turun berperang bersama Rasulullah dalam setiap peperangan. Beliau juga turut bersama kaum muslimin menjatuhkan dan meruntuhkan pemerintahan [singasana] Kisra Persia. Sa'id pernah diperintahkan Rasulullah mengintip aktiviti musuh. Beliau wafat dalam usia 70 tahun (51H atau 671M) dan di makamkan di Baqi' Madinah.

9.'ABDURRAHMAN BIN 'AUF
'Abdurrahman bin 'Auf termasuk tujuh orang yang pertama masuk Islam. Beliau termasuk di antara sahabat Nabi yang mempunyai harta melimpah hasil aktiviti perniagaan. Kejayaannya tidak membuat beliau lupa diri, sebaliknya beliau selalu menafkahkan hartanya di jalan Allah. Bahkan saat dia diberitakan Rasulullah bahwa dirinya dijamin masuk surga, semangat sedekahnya makin membara. Tak kurang dari 40.000 dirham perak, 40.000 dirham emas, 500 kuda perang, dan 1.500 ekor unta beliau sumbangkan untuk perjuangan Islam.  Abdurrahman sempat berhijrah ke Habsyah sebanyak 2 kali. Beliau wafat pada
umur 72 tahun(32H atau 652M) di Baqi'.

10. ABU 'UBAIDAH BIN JARRAH
Rasulullah pernah memberikan pernyataan tentang Abu 'Ubaidah. "Sesungguhnya setiap umat mempunyai orang kepercayaan, dan sesungguhnya kepercayaan umat ini adalah Abu 'Ubaidah," begitu kata Rasulullah. Abu 'Ubaidah orang yang amanah dan jujur dalam berperilaku.
Abu Ubaidah masuk Islam melalui perantara Abu Bakar Ash-Shiddik pada awal kerasulan nabi Muhammad SAW. Ia beberapa kali dipercaya Rasul memimpin peperangan. Ia wafat pada tahun 18H atau 639M.

Demikianlah 10 sahabat-sahabat Nabi yang dijamin masuk surga melalui hadist Nabi Muhammad SAW.
sumber: http://cintarindurasul.blogspot.com/2011/10/10-sahabat-nabi-saw-yang-dijamin-masuk.html

Pilar Kebangkitan


Liqo’ 06-02-13

Kali ini saya hanya ingin bercerita, bahwa di atas langit masih ada langit kan? :) itu tandanya ilmu dapat diperoleh darimana saja, termasuk disini...
Sore itu, saya berjalan menuju gudang ilmu bersama salah seorang teman, masjid itu kutatap dari kejauhan, megah, adem jiwa ini menatapnya, disana banyak muslim sembahyang, menimba ilmu. 

Bahkan anak-anak kecil itu pun datang berbondong-bondong kesana, bertemu dengan teman-temannya, canda-tawa menghiasi sudut-sudut masjid itu,tapi kadang juga ada tangis yang menghampiri wajah si anak kecil itu :). Memandang mereka memberikan kesejukan tersendiri. Apalagi hari ini, saya bukan hanya datang untuk menikmati pemandangan itu, tapi untuk menimba ilmu, mengisi kembali ruhiyah yang kini saya kira telah meminta mata air surga itu.

Tilawah, muroja’ah, bahkan hafalan itu seakan menjadi muara surga yang saat itu saya rasakan di tengah hembusan angin segar sore hari. Sejuk, betapa indah memandang kebesaran Ilahi di rumah sembahyang ini yang dihiasi dengan kata-kata cinta-Nya.

Senyum saudari-saudari seiman yang saya rindukan sedikit melepas penat yang akhir-akhir ini melanda pikiran dan hati. Mengenang senyum itu saja terasa menyejukkan, apalagi jika melihatnya langsung dan merasakan aura kasih sayang dari mereka. Inilah kasih sayang dan cinta sejati, cinta kepada saudara-saudari seiman yang datang di setiap waktu, bukan hanya di salah satu hari yang biasa diperdengarkan orang, yang mereka sebut dengan Valentine's Day.

***
Kali ini beliau bercerita tentang suatu kisah yang menunjuk pada Arkanul Bai’ah ke-7. Tsabat, ya, ‘Keteguhan’. Kembali diingatkan, bahwa 10 poin yang biasanya hanya sekadar dihafal, namun saat itu kami diminta untuk menelaah lebih jauh, tentang apa sebenarnya Arkanul Bai’ah, terutama poin ke-7 ini.
Selalu mendengar seorang berkata, ‘Hanya akan ada 2 proses yang seharusnya berjalan, mencapai tujuan atau gugur sebagai syahid!’ , tak ada istilah berhenti atau hanya maju selangkah, apalagi memundurkan langkah. Karena tujuan hanya 1 dan harus slalu diperjuangkan!

Hmm.. mungkin dalam tulisan ini tak hanya ada poin-poin yang biasanya tertulis, =mungkin agak belibet, tapi saya sedang mood untuk menulisnya dalam kalimat cerita, tak apa kan? :)=
Dalam keramaian suara kendaraan yang lalu lalang di jalan, kalimat per kalimat yang beliau sampaikan seakan menjadi angin kesejukan, air pelepas dahaga, obor pemantik semangat, bahkan sebagai pengingat untuk slalu memperbaiki diri.

‘Kesalahan yang biasa terjadi dalam kehidupan kita itu sebenarnya adalah sebuah pemantik semangat yang akan slalu menjadi perisai diri kita untuk berada daam keteguhan yang nyata.’

Ia bukan sesuatu yang harus slalu diratapi seakan semuanya telah berakhir, namun jadikan ia sebagai pelecut semangat dan awal dari sebuah keberhasilan. Melakukan suatu kesalahan bukan berarti harus mundur dari kewajiban, namun kesalahan itu seharusnya menjadi satu semangat untuk slalu menjadi da’i/da’iyah yang menyebarkan aroma dakwah di segala penjuru. Menjadi sebuah perbaikan dari hikmah yang dapat diambil. Dan selalu memperbanyak do’a kepada Allah SWT.

Ada 3 yang menjadi prioritas kebangkitan dakwah:
-          Memperbaiki diri,
-          Menuntaskan amalan-amalan dakwah, dan
-          Memperjuangkan agama.

Dalam Q.S. Al-Ahzab(33) :23
23. Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu[1208] dan mereka tidak merubah (janjinya),
[1208]. Maksudnya menunggu apa yang telah Allah janjikan kepadanya.

Ada 3 pilar kebangkitan:
-          Meminta pertolongan kepada Allah, yaitu dengan muhasabah diri dan aspek tarbawinya ditingkatkan. Karena dibalik pengetahuan logis manusia, Allah punya kekuatan tersendiri yang tak pernah bisa kita bayangkan dengan akal kita. Ada yang berpendapat bahwa yang penting kerja, tak usah do’a? Pendapat yang salah besar.
Ada yang bilang bahwa Liqo’ libur karena suatu urusan? Saat ditanya, “Akh/Ukht, liqo’ kapan?” dan jika dijawab, “Liqo’nya libur dlu ya, lagi panas pemilihan nih”. Hmm… seorang murobbi yang berkata seperti itu adalah sesuatu yang tak bisa dibenarkan. Karena dalam keadaan perang sedang berkecamuk sekalipun, Rasulullah tetap memberikan taujih kepada sahabat-sahabatnya, semakin mendekatkan diri pada Allah, bahkan lebih daripada hari-hari aman sebelum perang. Kita? Seringkali mengedepankan diskusi politik  yang mungkin perlu untuk dilakukan, tapi aspek tarbawi, isi ruhiyah?? Seharusnya juga diseimbangkan bahkan jika perlu lebih dari sebelum-sebelumnya. 

-          Kesolidan internal ukhuwah, adalah poin yang sangat penting. Karenanya harus slalu menghadirkan ketsiqohan dalam diri, mengedepankan husnudzon, dan tabayun jika ada sesuatu yang menjadi permasalahan. Ada sebuah kalimat, “perjalanan paling indah adalah masa-masa berjuang dengan saudara-saudari seiman.”
Dan yang menjadi catatan, ukhuwah itu tak perlu dipertanyakan, karena ia adalah akibat dari iman.

-          Kerja keras. Ya, pilar kebangkitan ke-3 adalah kerja keras, bagaimana bisa kita yang hanya berdiam diri dapat mengubah suatu keadaan? Bagaimana bisa orang-orang yang tak pandai me-manage waktunya bisa menjadi orang-orang yang beruntung? Karena telah Allah sebutkan dalam Q.S. Al-‘Ashr: 1-3 “Demi waktu. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan ber’amal sholih dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.”

Maka dari itu, harus ada kerja keras di setiap waktu dan tujuan yang ada. Dan jangan pernah lupakan bahwa yang sebenarnya menjadi kunci dalam berdakwah adalah ‘komunikasi’. Ada orang yang tidak datang tepat waktu, ada pula mereka yang tak hadir tanpa izin, bahkan ada yang tak pernah konfirmasi tapi tiba-tiba di hari H mereka protes dengan berbagai pendapat mereka. Padahal sebelumnya mereka tak pernah hadir dikala dibutuhkan pendapatnya, ditunggu kehadirannya. Dan semua itu menjadi salah satu ‘penghancur’ sebenarnya. Karena izin itu adalah sesuatu yang penting dan telah disebutkan Allah dalam surat cinta-Nya, Q.S. An-Nur (24) : 62

62. Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
>> telah Allah jelaskan bahwa IZIN adalah bagian dari IMAN.

Jangan sampai sesuatu yang sebenarnya telah kita ketahui kesalahannya, kita ulangi kembali. Dan jangan sampai kita tak ingin berpindah ke arah yang lebih baik dengan melihat perjalanan masa lalu. Semoga Allah selalu merahmati dan membimbing langkah-langkah kita selalu dalam kebaikan dan ridho dari-Nya. Aamiin..

***

Ya, adzan maghrib berkumandang, sesi sore itu akhirnya ditutup dengan doa penutup majelis. Ya Allah.. bimbing selalu langkah kami, berikan slalu ketenangan, keberanian, bahkan semangat dalam hati ini, karena Engkau-lah Sang Pembolak Balik Hati, dan jadikan pertemuan-pertemuan kami sebagai perantara hidayah-Mu… :)

04 Februari 2013

Tekad-Izzatul Islam

Kami sadari jalan ini kan penuh onak dan duri
Aral menghadang dan kedzaliman yang kan kami hadapi
Kami relakan jua serahkan dengan tekad di hati
Jasad ini, darah ini sepenuh ridho Ilahi
Kami adalah panah-panah terbujur
Yang siap dilepaskan dari bujur
Tuju sasaran, siapapun pemanahnya

Kami adalah pedang-pedang terhunus
Yang siap terayun menebas musuh
Tiada peduli siapapun pemegangnya

Asalkan ikhlas di hati tuk hanya Ridho Ilahi

Kami adalah tombak-tombak berjajar
Yang siap dilontarkan dan menghujam
Menembus dada lantakkan keangkuhan

Kami adalah butir-butir peluru
Yang siap ditembakkan dan melaju
Mengoyak dan menumbang kezaliman

Asalkan ikhlas di hati tuk jumpa wajah Ilahi Rabbi

Kami adalah mata pena yang tajam
Yang siap menuliskan kebenaran
Tanpa ragu ungkapkan keadilan

Kami pisau belati yang selalu tajam
Bak kesabaran yang tak pernah akan padam
Tuk arungi dakwah ini, jalan panjang

Asalkan ikhlas dihati menuju jannah Ilahi Rabbi

Izzatul Islam

NASYID PERMATA TARBIYAH


Angin malam berhembus
sendu mengiris kelam
sepoi membelai jiwa
hanyut dalam buaian

bagai menyambut sukma
mujahidah mulia
songsong janji setia
dalam peluk ridho-NYA

malam menagih dalam rindu
saat waktunya tiba
kita berpisah dalam fana
kelak kita berjumpa

Duhai permata tarbiyah
anggun dalam keteguhan
duhai penyemai bunga dakwah
harum mewangi buana

jejak langkah kau semaikan
kan terpatri dalam diri
jejak langkah kau semaikan
kan abadi dalam hati

Puisi:
Ya Robb, aku sedang memikirkn posisiku kelak di akhirat nanti.
Mungkinkah aku berdampingan dengan ‘penghulu para wanita: seperti Khodijah Alkubro yang berjuang dengan harta dan jiwanya?
Atau dengan Hafsah binti Umar yang dibela oleh Allah saat akan diceraikan karena showamah dan qowamahnya?
Atau dengan Aisyah yang telah hafal 3500an hadist, sedangkan aku…ehmmm 500 juga belum…
atau dengan ummu Sulaim yang shobiroh,
atau dengan Asma yang mengurus kendaraan suaminya dan mencela putranya saat istirahat dari jihad?…
Atau dengan siapa ya?…
Ya Allah tolong beri kekuatan untuk mengejar amaliyah mereka sehinga aku layak bertemu mereka bahkan bisa berbincang dengan mereka ditaman firdaus-Mu

Izzatul Islam

Penyakit Dalam Dakwah

LQ, 24-09-12

Penyakit dalam berdakwah itu ada 2 macam, diantaranya :
  1. Berkaitan dengan maknawiyah
Ruh, maknawi adalah kekuatan dalam berdakwah dan tanda seseorang memiliki karakter yang kuat.
“sesungguhnya sukses kehidupan itu tidak ditentukan oleh kebahagiaan, tapi ketika seseorang itu punya jiwa yang bersih. Semakin bertambah usia seharusnya semakin bersih hatinya ^_^”
Dalam berdakwah, amanah bukanlah seseuatu yang melelahkan, tapi amanah akan menambah kedekatan dan kecintaan kepada Allah SWT.

Amanah lelah 
 = bertambah dekat & cinta pada Allah

Misal: para sahabat yang berfastabiqul khoirot dalam peperangan.
a.       Munculnya dakwah karena reaktif. Orang-orang yang menunggu masalah, bukan orang-orang yang munafik/berpikir jauh ke depan, cenderung cuek.
b.      Muncul karena figuritas (al-hujaiyyah)
Dakwah = pemberian
  permintaan
c.       Dakwah yang merasa kelompoknya paling baik, saling menjauhkan kecuali masalah aqidah.
Misal: penghinaan terhadap Rasul, cepat menyalahkan pendapat orang

  1. Berkaitan dengan ‘Amaliyah
a.       Dakwah yang parsial bukan syumul, terkadang salah prioritas.
“pahala yang terbaik itu di tatanan teknis” à maksudnya bukan konseptor tidak diperlukan, tapi seharusnya jika berdakwah itu bukan hanya berkonsep ria, tapi juga turun tangan dalam tataran teknis, bukan hanya orang yang OmDo (omong doang). Bukan parsial, tapi syumul!
Dakwah tak mengenal kata ganda, bukan setengah-setengah, tapi TOTALITAS!
b.      Taklid tanpa adanya pemahaman.
--> Berdakwah haruslah berdasarkan pemahaman yang ada, bukan hanya taklid (ikut-ikutan). Kritis bukan debat. Paham bukan taklid.
c.       Dakwah yang tidak ada tujuan & sasaran, tanpa adanya perencanaan & evaluasi.
d.      Attaqiyah / tambah sulam syari’at.