31 Januari 2013

HizbusySyaithon (Tentara-tentara Syaithon)

Bagaimana cara syetan dalam mengajak manusia kepada kelompoknya? Bagaimana strategi-strategi mereka? Mari simak artikel berikut ini.
***
Syetan sangat cerdik dalam mengajak manusia ke dalam kelompoknya. Banyak cara, faktor, bahkan tanpa manusia itu sadar bahwa ia telah terbawa kepada jalan yang dibuat syetan.
Salah satu yang termasuk golongan syetan adalah kefuturan. Futur adalah perkataan dari bahasa Arab asalnya ia bermakna terputus, berhenti, malas dan lambat, setelah sebelumnya konsisten dan rajin. Dalam konteks amal dakwah, ia adalah satu penyakit yang menimpa aktivis dakwah dalam bentuk rasa malas, menunda-nunda, berlambat-lambat dan yang paling buruk ialah berhenti dari melakukan amal dakwah. Sedangkan sebelumnya ia adalah seorang yang aktif dan beriltizam.

Fenomena ini adalah satu perkara yang biasa berlaku dan dihadapi oleh ramai mereka yang bertangungjawab dalam mentarbiyah para aktivis dakwah. Hakikat ini adalah kerana futur merupakan sifat semula jadi manusia. Rasulullah s.a.w bersabda dalam sebuah hadits yang bermaksud,

“Sesungguhnya bagi setiap amalan adalah masa-masa rajin dan tiap-tiap masa rajin ada futur. Namun barangsiapa yang futurnya menjurus kepada sunnahku, maka sesungguhnya ia telah memperoleh petunjuk. Barangsiapa pula yang futurnya menjurus kepada selain sunnahku, maka ia telah tersesat.” (Riwayat Al-Bazzar)

Berikut gambaran fenomena futur :
  1. Memiliki kecenderungan terhadap sesuatu yang bukan utama. Misalnya adalah orang yang menjaga kesucian dirinya, tetapi ia tidak bisa terhindar dari ghibah.
  2. Memfokuskan perhatian dalam forum perdebatan (tidak mencarikebenaran, tetapi mencari pembenaran). Hadits Rasulullah : ‘Berkatalah yang baik/diam’
  3. Senantiasa ada keraguan dalam dirinya/tidak tegas atas keputusannya.
  4. Senantiasa merasakan kekerasan & kelemahan hati. Misalnya, orang yang sering meringankan sesuatu.
  5. Senantiasa segan melakukan perbatan baik, bahkan menunggu-nunggu.
2 faktor futur:
  1. Faktor Eksternal
·         Godaan tribulasi / penyiksaan fisik
-> Ex: meninggalkan agama/aqidah karena siksaan fisik
·         Godaan keluarga
-> Q.S. At-Taubah (9) :24
24. Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
·         Godaan Lingkungan (Bi’ah)
-> Lingkungan sangat penting dalam pembentukan karakter / kepribadian seseorang
·         Godaan gerakan destruktif
-> Tidak sesuai dengan koridornya
·         Godaan secara figuritas
-> Idola di luar tatanan islam
  1. Faktor Internal
·         Tidak Indibath (disiplin)
-> Q.S An-Nur (24) : 62
62. Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
->izin itu termasuk bagian dari iman
·         Cinta Dunia
-> berlebihan dalam beragama. Ada azimah & rukhsoh
·         Menganggap ringan komitmen pada hukum-hukum syari’at
-> menganggap hal kecil padahal perkara besar
·         Senang dipuji
-> menghapus pahala, merusak ‘amal, mencelakai pelakunya
·         Cemburu
·         Terpancing menggunakan kekuatan fisik
Berikut ada sedikit kisah tentang perang saat membuka negeri Persia.
Kemenangan pasukan Islam yang sedikit jumlahnya itu, diyakini berhubungan dengan surat yang dikirimkan Khalifah Umar r.a kepada Sa'ad bin Abi Waqqas yang dipercaya memimpin pasukan Islam. Khalifah Umar ibn Khattab ra saat itu telah menuliskan satu perintah kepada panglima perangnya Sa'ad bin Abi Waqqash pada saat hendak membuka negeri Persia. Isi surat itu sebagai berikut:
"Amma ba'd. Maka aku perintahkan kepadamu dan orang-orang yang besertamu untuk selalu takwa kepada Allah dalam setiap keadaan. Karena, sesungguhnya takwa kepada Allah adalah sebaik-baik persiapan dalam menghadapi musuh dan paling hebatnya strategi dalam pertempuran."
"Aku perintahkan kepadamu dan orang-orang yang bersamamu agar kalian menjadi orang yang lebih kuat dalam memelihara diri dari berbuat kemaksiatan dari musuh-musuh kalian. Karena, sesungguhnya dosa pasukan lebih ditakutkan atas mereka daripada musuh-musuh mereka dan sesungguhnya kaum muslimin meraih kemenangan tidak lain adalah karena kedurhakaan musuh-musuh mereka terhadap Allah. Kalaulah bukan karena kedurhakaan musuh-musuh itu, tidaklah kaum Muslimin memiliki kekuatan karena jumlah kita tidaklah seperti jumlah mereka (jumlah mereka lebih besar) dan kekuatan pasukan kita tidaklah seperti kekuatan pasukan mereka. Karenanya, jika kita seimbang dengan musuh dalam kedurhakaan dan maksiat kepada Allah, maka mereka memiliki kelebihan di atas kita dalam kekuatannya, dan bila kita tidak menang menghadapi mereka dengan "keutamaan" kita, maka tidak mungkin kita akan mengalahkan mereka dengan kekuatan kita."
"Ketahuilah bahwa kalian memiliki pengawas-pengawas (para malaikat) dari Allah. Mereka mengetahui setiap gerak-gerik kalian karenanya malulah kalian terhadap mereka. Janganlah kalian mengatakan, "Sesungguhnya musuh kita lebih buruk dari kita sehingga tidak mungkin mereka menang atas kita meskipun kita berbuat keburukan." Karena, berapa banyak kaum-kaum yang dikalahkan oleh orang-orang yang lebih buruk dari mereka. Sebagaimana orang-orang kafir Majusi telah mengalahkan Bani Israil setelah mereka melakukan perbuatan maksiat. Mintalah pertolongan kepada Allah bagi diri kalian sebagaimana kalian meminta kemenangan dari musuh-musuh kalian. Dan aku pun meminta hal itu kepada Allah bagi kami dan bagi kalian".
***
Di atas adalah termasuk gambaran fenomena futur dan faktor dari hizbusyaithon,lalu, bagaimana dengan hizbullah? Berikut satu ayat singkat yang akan menjawab sedikit penasaran tentang hizbullah. Esok akan dibahas tentang apa itu hizbullah… ^^
Q.S. Al-Mujadilah (58) : 22
22. Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan[1462] yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.
[1462]. Yang dimaksud dengan pertolongan ialah kemauan bathin, kebersihan hati, kemenangan terhadap musuh dan lain lain.

Liqo’ 12-12-12 @maskam

Tidak ada komentar: