21 November 2013

Batasan Allah atau Batasan Diri?

Kadang berpikir, apa maksud sebenarnya aku ada disini.
Kadang terpikir, kenapa tak pergi saja dari segala 'beban' ini.
Kadang pun aku membayangkan jika seandainya dulu aku tak masuk dalam 'lingkaran' ini.

Ahh.. keliatan banget ini bahasa seorang yang lagi dilanda futur.. Berada dalam titik jenuh yang ia buat sendiri. Yang sebenarnya masih ada ruang untuk lebih banyak berkarya, lebih banyak beramal, lebih dan lebih untuk melakukan suatu perubahan.
Tapi sayang, batasan yang ia buat, batasan futur katanya, itu yang membatasi segala amalan yang seharusnya dikerjakan.
Ya, batasan yang ia buat sendiri. Batasan yang ada dalam mindsetnya kalau, "aku lagi ada pada titik jenuh"

Padahal Allah memberikan suatu ujian yang tak melebihi batas kemampuan hamba-Nya.
Padahal Allah tak pernah membuat suatu 'batas' bagi hamba-hamba-Nya. Baik itu batasan SABAR, batasan AMAL, batasan SEMANGAT, batasan IMAN, dan juga batasan tentang FUTUR.
Allah tak pernah memberi batasan atas semuanya! Namun hamba-Nya sajalah yang mengada-adakannya.

Seorang hamba yang mengatakan, "ini sudah puncak sabarku. udah melebihi batas sabarku"
atau, "aahh.. nggak ngerti. aku lagi futur nih."
atau, "amalku nggak lebih dari mereka, nggak pantes aku ada di sekitar mereka. aku pergi saja dari barisan ini."

Itulah batasan-batasan yang sebenarnya dibuat-buat. Bukan Allah yang memberi batasan, namun para hamba-Nya sendiri yang membuat batasan itu.
Batasan yang membuat langkah kaki ini terhenti. Batasan yang membuat gerak amal terpaku. Batasan yang membuat semangat meneladani seorang uswah tergerus. Batasan yang memberi kedzoliman bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Tahukah engkau? Jika 'muka masam' yang kau tampakkan pada saudaramu akan memberikan pengaruh yang sangat besar baginya?
Pernahkan kau membayangkan, jika di suatu pagi, awal dari kehidupan kita dimulai kembali. Kau melihat seorang temanmu datang dengan 'abasa (muka masam). Bagaimana reaksimu dan perubahan dalam hatimu?

Pasti ya, percaya nggak percaya, ngaku atau nggak mau ngaku, hatimu berubah situasi! Dari yang pertamanya bahagia tiada terkira, jadi ketularan 'walau sedikit' aura yang datang dari temanmu tadi.

Itu satu pengaruh buruk dari membuat batasan-batasan sendiri, terutama batasan futur. Muka kita jadi terlihat 'ABASA. Padahal Rasulullah sendiri yang 'abasa terhadap seorang muslim saja ditegur Allah langsung dalam Q.S. 'Abasa.
MasyaaAllah..
*ini sebenernya bingung kenapa nulisnya jadi ngalor-ngidul sendiri, tapi yaudahlah, ambil saja ibroh dari kata-kata saya yang lagi amburadul di atas :D*

MasyaaAllah.. Itulah kenapa hati kita perlu banget buat direfresh setiap waktunya, dengan Tersenyum kepada sekitar.
Itulah kenapa hati kita perlu direfresh setiap harinya, dengan tilawah Qur'an.
Itulah kenapa hati kita perlu direfresh untuk mendapatkan teguran Allah lewat perantara-Nya, dengan mengikuti kajian-kajian.
Itulah kenapa kita harus slalu dalam lingkaran kecil, lingkaran cinta, yang sering kita sebut halaqoh, untuk merefresh hati kita, untuk tazkiyatun nafs, untuk mengetahui kesalahan diri dan berusaha memperbaikinya. Yah, itulah kenapa kita memiliki saudara dan Allah anjurkan untuk saling bersaudara.
Karena itulah gunanya saudara, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. -Q.S. Al-Ashr:3-

Jaga hati agar tidak sedikitpun terlontar dari mulut kita, bahwa kita lagi FUTUR.
Karena hati puncak dan poros dari segalanya. Senyum bermula dari hati, Tangis bermula dari hati. Marah, sedih, bahagia, tertawa, semua bermula dari hati.
Maka apa yang mau kita tanyakan lagi tentang hati, dan apa yang akan kita batasi lagi.
Jangan pernah berusaha untuk membatasi diri sendiri, karena sebenarnya diri kita punya potensi yang besar! Allah lho yang buat potensi besar itu, jadi ketika ada yang merendah dan tidak mau maju, secara tidak langsung dia TIDAK MENSYUKURI NIKMAT Allah.

Astaghfirullahal'adzim.. Jauhkan kami dari segala hal yang membuat kami tak bersyukur pada-Mu..
Intinya jaga hatinya, jangan futur, jangan 'abasa, jangan mendzolimi yang lain, jangan membuat batasan sendiri padahal Allah tak pernah membatasi. Hindari berkata MENGAPA, tapi APA yang bisa dilakukan sekarang. :)

*hanya sekedar tulisan yang tertulis. random banget. salah satu akibat gara-gara nggak pernah nulis kali ya, jadi amburadul dan serasa semuanya pengen ditulis dalam satu waktu*

Tidak ada komentar: