Artikel yang aku ambil dari Islamedia, menarik, membahas tentang
sidik jari manusia. Apakah ia telah dijelaskan dalam Al-Qur’an? yukk,
kita simak saja penuturan dari Harun Yahya ini
Saat dikatakan dalam Al Qur’an bahwa adalah mudah bagi Allah untuk
menghidupkan manusia setelah kematiannya, pernyataan tentang sidik jari
manusia secara khusus ditekankan:
“Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan
(kembali) tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali)
ujung jari-jarinya dengan sempurna.” (Al Qur’an, 75:3-4)
Setiap orang, termasuk mereka yang terlahir kembar identik, memiliki
pola sidik jari yang khas untuk diri mereka masing-masing, dan berbeda
satu sama lain. Dengan kata lain, tanda pengenal manusia tertera pada
ujung jari mereka. Sistem pengkodean ini dapat disamakan dengan sistem
kode garis (barcode) sebagaimana yang digunakan saat ini.
Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus. Ini
dikarenakan sidik jari setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri.
Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki
serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain.
Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang sangat
penting bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh
penjuru dunia.
Akan tetapi, yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru
ditemukan di akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari
sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Namun dalam Al
Qur’an, Allah merujuk kepada sidik jari, yang sedikitpun tak menarik
perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti
penting sidik jari, yang baru mampu dipahami di zaman sekarang.
(Harun yahya)
….hmm… udah ngerti kan kenapa kalo di KTP itu
nggunainnya sidik jari, karena emang Allah Maha Teliti atas segala
sesuatu, termasuk bagian terkecil dalam tubuh kita yang sebenarnya tak
kita sangka keajaibannya. Sidik jari kita memiliki arti tentang
identitas diri kita.
Yang habis baca artikel ini langsung sebut Asma Allah ya
, ternyata smakin banyak ilmu yang kita dapat, smakin membuktikan bahwa
kita smakin tak tahu ilmu Allah yang sedemikian banyak itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar